JagatBisnis.com – Program makan bergizi gratis yang menjadi salah satu unggulan dari Presiden Terpilih Prabowo Subianto masih dalam tahap perencanaan dan belum sepenuhnya diputuskan. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyebutkan bahwa berbagai aspek terkait program ini, termasuk komposisi menu dan harga per porsi, masih dalam proses pembahasan.
“Belum ada keputusan final mengenai isi menu, termasuk apakah program ini akan mencakup susu atau tidak. Begitu juga dengan harga per porsi yang masih belum diputuskan,” ujar Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (31/7).
Program makan bergizi gratis yang direncanakan akan memerlukan pasokan pangan yang cukup besar, dengan total kebutuhan mencapai 12,7 juta ton per tahun. Data dari paparan Editor Buku Strategi Transformasi Bangsa, Dirgayuza Setiawan, menunjukkan rincian kebutuhan pangan sebagai berikut: 1,9 juta ton beras untuk karbohidrat, 5,6 juta ton daging dan telur ayam untuk protein, 3,3 juta ton buah, serta 1,8 juta ton sayuran.
“Dalam pelaksanaannya, kita akan mengutamakan penggunaan bahan pangan dari dalam negeri. Kita memiliki kelebihan produksi untuk daging ayam, telur, dan ikan, dan akan mengarahkan surplus ini ke program makan bergizi gratis,” jelas Dirgayuza dalam Seminar Indef di Jakarta, Senin (29/7).
Hasan Nasbi, anggota Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, menambahkan bahwa ada dua syarat utama yang harus dipenuhi oleh program ini. Pertama, harus memenuhi standar kecukupan gizi yang ditetapkan oleh ahli gizi, dan kedua, jumlah penerima manfaat harus dioptimalkan. “Dengan anggaran yang tersedia sebesar Rp 71 triliun, kita harus memastikan bahwa jumlah penerima manfaat program ini bisa dioptimalkan,” kata Hasan.
Pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 71 triliun untuk mendukung pelaksanaan program makan bergizi gratis pada tahun 2025. Anggaran tersebut telah dimasukkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025, yang dibahas dalam KEM-PPKF bersama DPR. Defisit RAPBN 2025 diperkirakan berada dalam rentang 2,29% hingga 2,82% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Dengan anggaran besar dan komitmen untuk menggunakan bahan pangan lokal, program makan bergizi gratis diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan kualitas gizi rakyat Indonesia. Meskipun masih banyak detail yang harus diputuskan, inisiatif ini menunjukkan langkah signifikan dalam upaya pemerintah untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap makanan bergizi. (Hky)