JagatBisnis.com – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia telah mengumumkan bahwa harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, seperti Pertalite dan Solar, akan tetap stabil pada bulan Juli 2024. Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi, menegaskan bahwa penyesuaian harga untuk jenis BBM tersebut belum dilakukan.
“Pertalite yang JBKP (Jenis BBM Khusus Penugasan) belum disesuaikan, begitu juga dengan Solar. Mungkin Pertamax cs akan mengalami penyesuaian,” ungkap Agus dalam keterangan resminya yang dilansir oleh Antara.
Meskipun begitu, Agus menyatakan bahwa harga BBM nonsubsidi, seperti Pertamax series dan Dex series, masih dalam tahap peninjauan. “Sampai saat ini belum disesuaikan, dan penentuan harga untuk BBM umum nonsubsidi akan bergantung pada keputusan dari badan usaha, dengan mempertimbangkan rentang harga formulasi yang ada,” tambahnya.
Adapun kebijakan pemerintah untuk menahan kenaikan harga BBM, baik subsidi maupun nonsubsidi, telah diterapkan sejak awal tahun 2024. Menteri ESDM, Arifin Tasrif, sebelumnya telah menjelaskan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk mendukung pemulihan ekonomi masyarakat pasca pandemi COVID-19.
“Meskipun harga minyak ICP (Indonesia Crude Oil Price) cenderung stagnan, namun beban dari nilai tukar dolar AS terhadap rupiah tetap menjadi faktor yang berat,” ungkap Agus. Kurs dolar AS terhadap rupiah per 27 Juni 2024 berada di level Rp 16.324, sedangkan ICP pada level 79,12 dollar AS per barel.
Hingga saat ini, belum ada keputusan final terkait penyesuaian harga BBM nonsubsidi untuk Juli 2024. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, menyatakan bahwa Pertamina masih sedang meninjau kemungkinan penyesuaian tersebut.
Kebijakan terkait harga BBM akan terus dibahas bersama Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelum penetapan akhir dilakukan. Menteri ESDM, Arifin Tasrif, juga telah mengindikasikan bahwa belum ada keputusan resmi apakah harga BBM nonsubsidi akan mengalami kenaikan pada Juli mendatang.
Kondisi gejolak harga minyak dunia, eskalasi konflik di Timur Tengah, dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjadi faktor yang dipertimbangkan dalam kebijakan harga BBM di Indonesia. Perkembangan selanjutnya terkait hal ini akan terus dipantau dengan cermat oleh pemerintah untuk mengambil langkah yang tepat sesuai dengan kondisi ekonomi global dan domestik yang ada. (Mhd)
