JagatBisnis.com – Bank Indonesia (BI) baru-baru ini merilis data yang menggambarkan tren positif dalam transaksi perbankan digital di Indonesia. Pada Mei 2024, total transaksi digital mencapai Rp 5.570,49 triliun, menandai pertumbuhan tahunan sebesar 10,82%. Fenomena ini mencerminkan penerimaan yang kuat terhadap inovasi dalam sistem pembayaran digital.
Peningkatan Signifikan dalam Transaksi QRIS
Salah satu pencapaian yang paling mencolok adalah kenaikan transaksi menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), yang melonjak sebesar 213,31% year on year. Jumlah pengguna QRIS mencapai 49,76 juta, sementara jumlah pedagang yang menerima pembayaran melalui QRIS mencapai 32,25 juta. Ini menunjukkan adopsi yang cepat dan luas dari teknologi QRIS di kalangan masyarakat dan bisnis.
Perubahan dalam Preferensi Pembayaran
Namun, terdapat pergeseran dalam preferensi pembayaran konsumen. Transaksi menggunakan kartu ATM/Debit mengalami penurunan sebesar 5,41%, mencapai total Rp 615,18 triliun. Sementara itu, transaksi menggunakan kartu kredit mengalami peningkatan sebesar 6,60%, menjadi Rp 35,18 triliun. Ini menandakan perubahan perilaku konsumen yang semakin beralih ke pembayaran digital langsung melalui kartu kredit dibandingkan dengan kartu debit.
Uang Elektronik (UE) dan Uang Kartal (UYD)
Transaksi menggunakan Uang Elektronik (UE) juga mengalami pertumbuhan yang signifikan, naik 35,24% menjadi Rp 92,79 triliun. Di sisi lain, jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) meningkat 6,82% menjadi Rp 1.038,26 triliun. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada dorongan menuju pembayaran digital, uang tunai masih memegang peranan penting dalam ekonomi sehari-hari.
Stabilitas dan Keamanan Sistem Pembayaran
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menekankan bahwa kinerja ekonomi dan keuangan digital Indonesia tetap kuat, didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal. Infrastruktur yang terjaga baik dan interkoneksi yang semakin luas memainkan peran krusial dalam memastikan kelancaran transaksi.
Masa Depan Ekonomi Keuangan Digital
Perry juga menyoroti bahwa ekspansi ekosistem Ekonomi Keuangan Digital (EKD) terus meningkat, didorong oleh pertumbuhan positif dalam transaksi berbasis Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP). Kerja sama yang semakin erat antara pelaku industri diharapkan akan mempercepat adopsi teknologi pembayaran digital di masa mendatang.
Dengan pertumbuhan yang pesat ini, Indonesia terus melangkah maju dalam transformasi keuangan digital, menciptakan peluang baru bagi ekonomi dan masyarakat secara keseluruhan. Pemahaman yang mendalam tentang tren ini menjadi kunci bagi perencanaan strategis ke depan di sektor pembayaran dan keuangan nasional. (Zan)