JagatBisnis.com – Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis laporan inflasi Februari 2024, tingkat inflasi lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu. Laporan tersebut perlu menjadi deteksi dini untuk memastikan kesiapan pemerintah dalam menghadapi Bulan Suci Ramadhan hingga menjelang hari Raya Idul Fitri. Demikianlah dikatakan Anggota DPR RI Komisi XI Fraksi PKS Anis Byarwati di Jakarta, Rabu (13/3/2024).
Dia menjelaskan, angka inflasi Februari 2024 mengalami peningkatan di level 2,75 persen pada Januari. Maka, kondisi ini perlu segera ditindaklanjuti oleh pemerintah agar pasokan dan harga bahan pangan kembali stabil. Apalagi, berdasarkan komponennya inflasi pangan bergejolak mengalami tren meningkat hingga mencapai angka 8,47 persen (yoy).
“Untuk itu, kami akan terus mengawasi pergerakan harga pangan di lapangan selama bulan Ramadhan, agar masyarakat bisa tenang melaksanakan ibadah di bulan suci ini”, tegasnya.
Pada kesempatan ini, Ketua DPP PKS Bidang Ekonomi dan Keuangan ini, mengingatkan pemerintah agar pasokan dan harga beras tetap harus stabil. Jadi, jangan sampai terulang kembali terbatasnya pasokan beras yang bisa membuat harga beras meningkat tajam dalam beberapa waktu terakhir.
“Beras sebagai komoditas dengan bobot inflasi terbesar dalam kelompok makanan, mengalami kenaikan harga secara gradual sejak pertengahan 2023 lalu. Selain beras, semua komoditas bahan pangan yang banyak digunakan oleh masyarakat selama bulan Ramadhan perlu dijaga pasokan dan harganya, jangan sampai terjadi kelangkaan dan harga yang tinggi,” terangnya.
Dia juga mendesak pemerintah agar segera melakukan langkah mitigasi risiko atas potensi terjadinya gejolak harga pangan, terutama selama bulan suci Ramadhan hingga Idul Fitri nanti. Pemerintah harus benar-benar hadir dalam menjaga kondusifitas selama bulan suci Ramadhan. Sehingga inflasi volatile food dapat kembali berada pada kondisi normal dan stabil.
“Kami mendukung kebijakan yang ditempuh pemerintah sebagai langkah stabilisasi harga beras. Di antaranya operasi pasar dan pasar murah, dukungan subsidi pupuk, percepatan penyaluran beras, dan pembatasan pembelian retail untuk mengantisipasi panic buying yang terjadi,” pungkas Anis. (eva)