JagatBisnis.com – Perdana Menteri Otoritas Nasional Palestina, Mohammad Shtayyeh, secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya. Keputusan ini diambilnya sejalan dengan situasi yang sulit di Palestina, termasuk serangan Israel di Gaza sejak Oktober 2023 dan eskalasi kekerasan di Tepi Barat.
Dalam pernyataan kepada kabinet yang dilansir oleh media Palestina WAFA, Shtayyeh menyatakan bahwa ia telah mengajukan surat pengunduran diri kepada Presiden Mahmoud Abbas pada 20 Februari 2024. Pengunduran dirinya masih harus diterima oleh Abbas, yang mungkin akan meminta Shtayyeh untuk tetap menjabat sebagai pengurus sementara hingga pengganti permanen dapat ditunjuk.
Keputusan Shtayyeh ini muncul dalam konteks serangan ganas Israel di Gaza, situasi kelaparan di wilayah tersebut, intensifikasi kolonialisme, terorisme penjajah, dan invasi berulang-ulang ke wilayah Palestina. Politikus yang telah menjabat sebagai perdana menteri sejak 2019 itu menyebut bahwa Palestina menghadapi genosida, upaya pemindahan paksa, dan berbagai tantangan politik dan keamanan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Meskipun menghadapi tantangan yang berat, Shtayyeh menegaskan bahwa Otoritas Palestina akan terus melawan pendudukan dan berjuang untuk mendirikan negara di tanah Palestina. Ia menyatakan bahwa tahap selanjutnya di Palestina memerlukan pembentukan pemerintahan dan politik baru yang mempertimbangkan realitas di Gaza, perundingan persatuan nasional, dan konsensus mendesak antar-Palestina.
Dalam perkembangan terkait, Fatah, faksi yang mengendalikan Otoritas Palestina, akan bertemu dengan Hamas di Moskow, Rusia, pada Rabu, 28 Februari 2024. Pertemuan ini diharapkan membahas upaya untuk mencapai kesepakatan mengenai pemerintahan persatuan, mengingat perselisihan antara keduanya yang berlangsung sejak tahun 2007. (tia)
