JagatBisnis.com – Badan Pengawas Pemilu Daerah Istimewa Yogyakarta (Bawaslu DIY) mengatakan Bawaslu Bantul masih memproses dugaan pelanggaran pemilu yang dilakukan caleg Gerindra, Titiek Soeharto.
Dalam acara Kementan yang dihadiri Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada 24 Januari 2024 di Bantul, mantan istri Prabowo Subianto ini minta restu maju caleg.
“Itu masih proses, ya. Diklarifikasi oleh Bawaslu Bantul, belum bisa diinfokan terkait hasilnya karena butuh waktu,” kata Ketua Bawaslu DIY Muhammad Najib, Jumat (9/2).
Najib mengatakan butuh waktu untuk memproses hal ini. Jika terkait pidana pemilu maka membutuhkan waktu yang lebih panjang.
“Karena ada proses penyidikan, penuntutan, jadi itu kan arahnya kepada pidana pemilu,” jelasnya.
Selain itu, kasus dugaan pelanggaran pemilu ini juga diindikasikan melibatkan pejabat negara. Sehingga perlu dilakukan klarifikasi ke yang bersangkutan.
“Juga kemungkinan pelibatan pejabat negara ya untuk memberikan ruang ke yang bersangkutan untuk kampanye di acara itu. Pasti ada banyak pihak yang harus dihadirkan, diklarifikasi, dan itu butuh proses,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, caleg DPR RI dari Partai Gerindra, Siti Hediati Hariyadi, atau Titiek Soeharto, hadir di acara pembinaan penyuluh pertanian dan petani DIY yang diadakan Kementan di area parkir Stadion Sultan Agung (SSA), Kabupaten Bantul, Rabu (24/1).
“Di saat kami [menjabat] menteri, semua mesin pertanian yang dikirim ke Yogyakarta itu karena usulan beliau. Kita minta dengan hormat Bu Titiek menyampaikan pesan, kesan, apa aja karena beliau mengajak kami datang khusus ke sini,” kata Andi Amran dalam sambutannya.
Sementara itu, Titiek berterima kasih telah diundang oleh Mentan untuk bisa berbicara di acara tersebut.
“Terima kasih Pak Menteri saya diundang diberi kesempatan berbicara di sini,” kata Titiek yang nyaleg dari Dapil 1 DIY ini.
Titiek merasa senang berada di tengah-tengah para penyuluh pertanian. Hal ini mengingatkan dirinya pada sang ayah, Presiden Soeharto, yang sangat bangga pada petani dan penyuluh pertanian.
“Beliau selalu mengatakan, Pak Menteri, bahwa penyuluh pertanian adalah ujung tombak dari keberhasilan swasembada kita di tahun 1984 yang lalu, di mana Indonesia kala itu mendapatkan award dari FAO (Food and Agriculture Organization). Jadi mereka-mereka ini pahlawan tanpa tanda jasa,” imbuh eks politikus Berkarya ini.
Titiek berharap kerja-kerja mereka bisa lebih dihargai oleh pemerintah serta kesejahteraannya ditingkatkan.
“Saya dengar dari Pak Menteri penerimaan daripada PPL dan lain-lainnya sudah ditingkatkan. Kita mudah-mudahan kita ke depan insyaallah kita bisa swasembada beras dan swasembada pangan lagi,” kata Titiek.
“Ini tentunya perlu perhatian kerja sama dari pemerintah dalam pengadaan bibit unggul, pestisida dan utamanya adalah pupuk bersubsidi agar tidak terlambat datang ke petani-petani,” katanya. (tia)