Berita  

Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah Turun Tahta dan Serukan Stabilitas Politik

Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah Foto: MIMBAR PUBLIK

JagatBisnis.comDalam wawancara eksklusif menjelang penobatan Raja baru Malaysia, Al-Sultan Abdullah, yang akan turun tahta, menyerukan stabilitas pemerintahan. Peringatan tersebut menekankan risiko kehilangan investor dan ketertinggalan dari pesaingnya karena kekacauan politik yang berkepanjangan.

Dalam pernyataannya, Al-Sultan Abdullah juga mengusulkan agar calon raja memainkan peran yang lebih besar dalam mewakili Malaysia di dunia internasional. Meskipun monarki umumnya memiliki peran seremonial, ketidakstabilan politik akhir-akhir ini telah meningkatkan pengaruh monarki di Malaysia.

Dengan penunjukan Sultan Ibrahim Sultan Iskandar sebagai raja berikutnya, diharapkan adanya dorongan untuk menjaga stabilitas politik. Namun, Al-Sultan Abdullah mengekspresikan kekecewaannya terhadap partai politik yang sering bertikai, mengingat perubahan pemerintahan yang terus-menerus dapat membahayakan kemajuan ekonomi.

Baca Juga :   Malaysia Cetak Satu Juta Alquran Disebarkan ke Seluruh Dunia

Dalam mengomentari kebijakan pemerintahan baru yang diharapkan di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Anwar Ibrahim, Al-Sultan Abdullah menyatakan harapannya agar masa jabatan penuh lima tahun dapat dipertahankan. Reformasi yang diperlukan, termasuk perombakan program subsidi, dianggap sebagai langkah krusial untuk menjaga daya saing ekonomi Malaysia.

Baca Juga :   Wanita WNI Diculik di Malaysia, 14 Pelaku Ditangkap dalam Operasi Rantai Kalajengking

Anwar Ibrahim, selain menjabat sebagai Perdana Menteri, juga berperan sebagai Menteri Keuangan. Rencana peralihan dari subsidi menyeluruh ke sistem yang membantu kelompok berpenghasilan rendah diumumkan sebagai bagian dari rencana belanja tahun 2024.

Baca Juga :   Malaysia Gratiskan Tarif Tol Menjelang Lebaran 2023

Meskipun Sultan Ibrahim Sultan Iskandar akan dinobatkan sebagai raja berikutnya, pernyataannya tentang rencana bisnis dan keinginannya untuk berperan lebih aktif dalam urusan negara menciptakan ekspektasi baru. Sultan Ibrahim memiliki bisnis yang luas, termasuk kepentingan dalam pertambangan dan real estat. (tia)

MIXADVERT JASAPRO