JagatBisnis.com – Ekspor China tumbuh 0,5% secara tahunan pada November 2023, setelah enam bulan berturut-turut anjlok. Pertumbuhan ini menjadi tanda pemulihan ekonomi global, yang masih dibayangi oleh perang di Ukraina dan inflasi yang tinggi.
Pertumbuhan ekspor China ditopang oleh penetapan harga diskon untuk mengatasi kemerosotan permintaan yang berkepanjangan. Selain itu, pertumbuhan ini juga didukung oleh peningkatan permintaan dari negara-negara utama, seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan.
“Peningkatan ekspor secara umum sejalan dengan ekspektasi pasar. Pertumbuhan ekspor Tiongkok secara berurutan dalam beberapa bulan terakhir telah menguat,” kata Kepala Ekonom Pinpoint Asset Management, Zhiwei Zhang.
“Ada kemajuan dalam data ekspor negara-negara Asia lainnya dalam beberapa bulan terakhir.”
Ekspor Korea Selatan, yang merupakan salah satu ukuran kesehatan perdagangan global, naik di bulan kedua di bulan November. Didukung oleh ekspor chip, yang menghentikan penurunan selama 15 bulan.
Pertumbuhan ekspor China diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi China pada 2024 sebesar 4,4%. Sementara itu, pemerintah China sendiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5%.
Tanda Pemulihan Ekonomi Global?
Pertumbuhan ekspor China merupakan sinyal positif bagi pemulihan ekonomi global. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan global mulai pulih, setelah sempat terpukul oleh pandemi COVID-19 dan perang di Ukraina.
Namun, pemulihan ekonomi global masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti inflasi yang tinggi dan ketidakpastian geopolitik. Inflasi yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan konsumsi, sementara ketidakpastian geopolitik dapat mengganggu perdagangan.
Meskipun demikian, pertumbuhan ekspor China menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi global mulai bergerak ke arah yang lebih baik. (tia)