Harga Batu Bara Anjlok, Laba Bersih BUMI Turun 84 Persen

JagatBisnis.com –  Emiten batu bara, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencetak penurunan laba bersih 84 persen, dari USD 385 juta di kuartal III 2022 menjadi USD 58,26 juta atau setara Rp 903,61 miliar di kuartal III 2023 (asumsi kurs Rp 15.510 per dolar AS).

Direktur Bumi Resources, Dileep Srivastava, mengatakan pendapatan BUMI turut menurun 24 persen secara tahunan menjadi USD 4,76 miliar dibandingkan kuartal III 2022 senilai USD 6,25 miliar akibat harga batu bara yang turun tajam, ketidakpastian pasar batu bara, serta situasi dan kondisi geopolitik dan ekonomi global.

“Pembayaran royalti sebesar 32 persen dari pendapatan, pajak, subsidi harga domestik, tingginya harga bahan bakar, tinggi persediaan dan produksi di India, Tiongkok dan Indonesia,” kata Dileep dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (1/12).

Baca Juga :   Ikut Bareng Roket Elon Musk ke Bulan, Wahana Korsel Kirim Gambar Bumi

Dileep melanjutkan, kendati produksi dan penjualan meningkat 5 persen dari tahun lalu, harga batu bara yang anjlok 28 persen berdampak signifikan pada kondisi pasar batu bara yang bergejolak.

“Prioritas BUMI tetap konsisten memenuhi kewajiban DMO. Optimasi biaya, digitalisasi, bauran energi yang akan dikerjakan, dan upaya mengerjakan bauran energi, menyesuaikan produksi dengan kebutuhan pasar dan inventori yang rendah guna mengoptimalkan modal kerja menjadi prioritas utama,” tutur Dileep.

Baca Juga :   Mars Terkini Masuk Tahun 37 dikala Bumi Capai 2023

Hingga akhir tahun 2023, volume produksi Batu bara BUMI ditargetkan di kisaran 75–80 metric ton (MT) dengan harga batu bara kisaran USD 80-90 per ton. Biaya kas produksi mencapai USD 55-60 per ton.

“Overburden removed naik 571,2 mbcm (vs 475,5 mbcm tahun lalu) atau meningkat 20 persen,” katanya.

Penurunan laba bersih BUMI ini merupakan imbas dari penurunan harga batu bara dunia yang telah berlangsung sejak akhir tahun lalu. Pada 1 Desember 2022, harga batu bara acuan Newcastle mencapai USD 238,4 per ton. Namun, harga tersebut terus turun hingga mencapai level USD 135,75 per ton pada 30 November 2023.

Baca Juga :   Laba Bersih WOM Finance Tumbuh 10% di Semester 1 Tahun 2023

Penurunan harga batu bara dunia ini disebabkan oleh sejumlah faktor, antara lain:

  • Peningkatan produksi batu bara dari China, Amerika Serikat, dan Australia
  • Peningkatan cadangan batu bara global
  • Pelemahan permintaan batu bara dari India dan Tiongkok
  • Perang Rusia-Ukraina

Penurunan harga batu bara dunia ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga awal tahun 2024. Hal ini akan berdampak negatif bagi kinerja keuangan perusahaan-perusahaan batu bara, termasuk BUMI. (tia)

MIXADVERT JASAPRO