Riset Rekomendasi KLHK: Galon Le Minerale Tidak Jadi Sampah

JagatBisnis.comGalon Le Minerale dengan model sekali pakai, kerap dituding sebagai biang sampah oleh lawan bisnis sesama galon isi ulang. Padahal faktanya, dari riset Litbang Kompas dan Net Zero Waste Management Consortium, yang dapat rekomendasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), galon keluaran PT Tirta Fresindo Jaya tersebut tidak ditemukan di tempat pembuangan akhir sampah di enam kota.

“Dari investigasi audit sampah secara serentak di enam kota, seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, Samarinda dan Bali, tim peneliti lapangan tidak mendapati adanya sampah galon Le Minerale di tempat pembuangan akhir sampah di enam kota tersebut,” kata lead researcher Net Zero, Ahmad Syafrudin, Jumat (1/12/2023).

Dia menjelaskan, dari laporan riset bertema, “Potret Sampah 6 Kota”, timbulan sampah plastik produk konsumen yang paling membebani lingkungan dan mendominasi tempat pembuatan akhir sampah di enam kota tersebut justru plastik kresek, bungkus mi instan dan gelas air mineral berbagai merek.

Baca Juga :   Peran Penting Petani Tangguh Dalam Program Ketahanan Pangan

“Dari daftar 10 besar sampah plastik produk konsumen yang dipublikasi dalam laporan riset tersebut, total sampah gelas merek Aqua, Club dan Vit jumlahnya dua kali lebih banyak dari sampah kantong kresek (urutan kedua) dan tiga kali lebih banyak dari sampah bungkus Indomie (urutan tiga). Sampah gelas air mineral tersebut juga masih lebih banyak dari serpihan plastik berbagai produk yang sukar dikenali yang notabene ada di urutan teratas,” terangnya.

Baca Juga :   KLHK Tegaskan Komitmen Perbaiki Kualitas Air di Indonesia

Dia mengakui, sampah kemasan produk konsumen ukuran kecil memang selalu jadi beban terbesar TPA di enam kota besar tersebut. Meski secara tonase terlihat kalah dari sampah organik, seperti sampah rumah tangga. Faktanya, sampah anorganik seperti kemasan plastik produk konsumen jauh lebih makan tempat dan volumenya selalu besar di semua pembuangan sampah. Mulai dari gerobak pemulung, TPS, truk sampah, TPA hingga pinggir sungai.

“Laporan riset tersebut menggambarkan kebalikan dengan anggapan umum. Karena sampah produk konsumen dengan kemasannya besar, justru lebih mudah dikelola dan lebih bernilai ekonomis ketimbang sampah produk konsumen yang ukuran kemasannya relatif kecil yang oleh sebagian masyarakat dianggap sampah kecil,” ujarnya.

Baca Juga :   Kabupaten Gowa Masuk Nominasi Program Kampung Iklim dari KLHK

Perlu diketahui, galon Le Minerale dibuat dari Polietilena Tereftalat, plastik kualitas tertinggi, seperti wadah plastik semua botol air mineral bermerek. Inilah yang menjadikan galon tersebut otomatis bebas senyawa kimia berbahaya Bisfenol A (BPA). Tak seperti galon isi ulang bermerek lainnya yang menggunakan kemasan Polikarbonat, plastik kualitas terendah yang dihasilkan justru dari proses pengolahan BPA.
(eva)

MIXADVERT JASAPRO