PT Bukit Asam Tetap Optimis Permintaan Ekspor Batu Bara Tinggi

JagatBisnis.com –  PT Bukit Asam Tbk (PTBA) tetap optimistis permintaan ekspor batu bara tinggi di tengah harga komoditas tersebut yang melemah.

Berdasarkan bursa ICE Newcastle (Australia), harga batu bara kontrak pengiriman Desember 2023 turun 0,08 persen menjadi USD 127,90. Namun, penurunan tersebut tidak membuat PTBA khawatir.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PTBA, Farida Thamrin, mengatakan perusahaan tetap menjaga porsi ekspor yang terjaga tinggi sebesar 42 persen.

“Kami sangat optimis demand batu bara tinggi, terlihat di negara-negara buyer dari kami tidak hanya di area ASEAN, tapi India dan China konsisten membeli batu bara. Kami optimis melakukan perkembangan penjualan di tahun 2023,” kata Farida dalam Public Expose Live 2023, Senin (27/11).

Berdasarkan negara tujuan, porsi ekspor PTBA ke India mencapai 14 persen hingga kuartal III 2023, disusul oleh Korea Selatan sebesar 8 persen, China sebesar 7 persen, dan Kamboja sebesar 3 persen. Sementara negara lainnya mencakup Thailand, Vietnam, Taiwan, Jepang, Filipina, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Bangladesh sebesar 10 persen.

Baca Juga :   ESDM Larang Seluruh Ekspor Batubara

Farida memprediksi harga batu bara terkoreksi di tahun 2024 dan tidak terlalu mendalam, oleh karena itu perusahaan mengantisipasi berbagai strategi.

Salah satunya adalah menaikkan porsi penjualan ekspor di tahun 2022 mungkin sekitar 35-38 persen, di tahun 2023 sudah di atas 40 persen. Selain itu juga kami berupaya menjaga semaksimal cost operasinya kita, dan kita harapkan pemerintah menjaga mitra instansi pengelola (MIP),” tuturnya.

Total cadangan tambang yang dimiliki PTBA sebanyak 3,02 miliar ton, yang didominasi di Tanjung Enim sekitar 2,5 miliar ton. Di tengah kontraksi harga batu bara yang terus berlanjut, pendapatan PTBA turun 11 persen menjadi Rp 27,7 triliun dengan indeks harga batu bara turun 33-48 persen.

Baca Juga :   Batu Bara Tak Dipakai untuk Listrik di 2060

“(Terkait) dividen, pada prinsipnya mendukung pemerintah atau pemegang saham apabila keputusan dividen, dividen itu ranah pemegang saham. Cash kita berupaya menjaga apabila nanti apakah pemegang saham menyetujui besaran dividen tersebut,” sambungnya.

Proyek-proyek strategis terus berjalan untuk mendukung kinerja Perusahaan. Efektif mulai 7 Oktober 2023, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang Sumsel-8 (2×660 MW) telah mencapai status Commercial Operation Date (COD) alias beroperasi secara komersial.

Selain itu, PTBA dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI menyepakati kerangka kerja sama pengembangan angkutan batu bara relasi Tanjung Enim Baru–Keramasan pada 12 Oktober 2023 lalu. Hal ini sejalan dengan target perusahaan untuk meningkatkan kapasitas angkutan batu bara jalur kereta api menjadi 52 juta ton per tahun pada 2024.

Baca Juga :   Ekpor Batubara Dilarang, PLN Jamin Pasokan Listrik Aman

Optimisme PTBA terhadap permintaan ekspor batu bara tinggi didasari oleh beberapa faktor, antara lain:

  • India dan China yang merupakan dua negara importir batu bara terbesar di dunia, masih terus membutuhkan batu bara untuk memenuhi kebutuhan listriknya.
  • Peningkatan permintaan batu bara di pasar domestik, terutama untuk pembangkit listrik swasta.
  • Tingginya biaya produksi batu bara di negara-negara lain, seperti Australia dan Indonesia.

Dengan berbagai faktor tersebut, PTBA optimis dapat mencapai target produksi batu bara sebanyak 40 juta ton tahun ini. (tia)

MIXADVERT JASAPRO