JagatBisnis.com – Penundaan pertemuan OPEC+ ini menyebabkan ketidakpastian di pasar minyak. Investor khawatir bahwa penundaan tersebut menandakan bahwa ada perselisihan di antara anggota OPEC+ mengenai kebijakan produksi.
Hal ini menyebabkan harga minyak mentah Brent turun hingga USD 78,14 per barel pada perdagangan Jumat (24/11). Namun, harga minyak mentah tersebut telah pulih dan berada di level USD 81 per barel pada penutupan perdagangan Sabtu (25/11).
Salah satu sumber Reuters mengatakan bahwa 99 persen OPEC+ dapat mencapai kesepakatan pada 30 November. Sumber kedua mengatakan bahwa kesepahaman telah tercapai mengenai masalah produsen di Afrika.
Nigeria dan Angola termasuk di antara beberapa negara yang diberi target yang lebih rendah pada pertemuan OPEC+ terakhir pada bulan Juni, setelah bertahun-tahun gagal memenuhi target sebelumnya.
Pada bulan Oktober, Angola memproduksi lebih sedikit dari kuotanya untuk tahun 2024, menurut penilaian sumber independen yang dikutip oleh OPEC.
Sementara Nigeria memproduksi minyak hampir mencapai kuota tahun 2024 sebesar 1,38 juta barel per hari, tetapi masih kurang dari tingkat tahun 2024 sebesar 1,58 juta barel per hari.
Beberapa analis mengatakan mereka memperkirakan OPEC+ akan memperpanjang atau bahkan memperdalam pengurangan pasokan minyak hingga tahun depan untuk mendukung harga.
Pasar juga menunggu untuk melihat apakah Arab Saudi memperpanjang pengurangan produksi sukarela tambahan sebesar 1 juta barel per hari, yang akan berakhir pada akhir Desember. (tia)