Biosolar untuk Nelayan dan Harapan Baru dari Lautan

JagatBisnis.com –  Suara deru mesin perahu terdengar riuh dari dermaga area Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Desa Mojo, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang. Puluhan nelayan tampak sibuk menata jaring, menghidupkan mesin perahu, mempersiapkan diri untuk melaut esok hari.

Rutinitas itu saban hari dilakoni oleh nelayan di Desa Mojo. Sore harinya, usai melaut, mereka kemudian berduyun-duyun mendatangi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) untuk membeli Biosolar.

Beruntung bagi nelayan Mojo, SPBUN itu letaknya hanya selemparan batu dari dermaga tempat perahu-perahu mereka bersandar. Biosolar itu merupakan bahan bakar utama bagi perahu-perahu mereka untuk mencari nafkah di lautan.

Saban hari, SPBUN Mojo melayani tak kurang dari seratusan nelayan. Puluhan jeriken rutin mengantre di tempat itu. Nelayan-nelayan yang datang dengan sabar menunggu giliran.

Mulyadi (45), petugas SPBUN Mojo dengan sigap mengisi seluruh jeriken yang ada. Ia tak ingin nelayan terlalu lama menunggu. Tangannya cekatan menekan tuas nozzle agar Biosolar segera memenuhi jeriken. Sesekali tangan kirinya sibuk menerima uang pembayaran. Senyum pun tak pernah lepas dari wajah pria itu, ia senang karena bisa melayani nelayan dengan baik.

Baca Juga :   Viral, Istri Dilempar Suami ke Laut dari Atas Kapal

“Alhamdulillah bisa melayani nelayan di sini terus. Alhamdulillah semuanya dapat, semuanya cukup. Karena kalau ada yang nggak dapat kan malah jadi masalah,” katanya saat ditemui, Sabtu (28/10).

Puluhan jeriken itu kemudian berpindah tangan, nelayan-nelayan itu lalu sibuk menggotong dan memindahkan jeriken-jeriken itu ke perahunya. Mereka senang, bekal mereka melaut dan mencari penghidupan kini sudah ada di tangan.

Bagi Pujianto, salah satu nelayan Desa Mojo, SPBUN yang hadir sejak tahun 2018 itu sangat berarti untuknya. Ia dan teman-teman nelayannya itu, tak perlu lagi menempuh belasan kilometer untuk membeli solar di Stasiun Bahan Bakar Umum (SPBU) yang berada di jalan raya Pantura. Sebab dermaga tempat sandar perahu mereka berada di ujung utara desa.

Baca Juga :   Pelaku Persekusi 2 Pemandu Karaoke Dibuang ke Laut Sulit Diidentifikasi

“Lumayan kalau dulu mah harus beli jauh, di jalan raya sana itu. Belum apa-apa sudah keluar uang buat bensin ke sananya. Sudah modal dulu. Biasanya beli sore hari habis pulang dari laut, naruh Biosolar ke perahu, terus berangkat besok subuh,” ungkap Pujianto.

Kehadiran SPBUN itu juga membuat nelayan tak lagi membeli solar kepada pengecer dengan harga yang jauh lebih mahal. Setidaknya, uang lebihan bayar itu bisa digunakan Pujianto untuk membeli susu, daging ayam atau mainan untuk dua anaknya yang masih kecil.

Baca Juga :   Penjaga Pantai Filipina Mendorong Nelayan untuk Tetap Beroperasi di Wilayah Dipersengketakan dengan Cina di Laut Cina Selatan

“Dulu sebelum ada SPBN ini kadang nelayan ya seperti saya ini belinya di pengecer. Kalau beli di sini solar harganya Rp 6.800 per liter. Tapi kalau beli lewat langganan (pengecer) harganya bisa sampai Rp 8.000 per liter. Kalau saya ini kan biasanya beli 60 liter, jadi kalau beli di pengecer harus nambah bayar paling nggak Rp50.000 sendiri. Padahal kan uangnya (Rp 50.000) itu bisa buat beli beras, susu, mainan anak, atau paling enggak beli ayam buat anak,” jelasnya.

Kehadiran SPBUN di Desa Mojo telah memberikan harapan baru bagi para nelayan. Selain mempermudah akses bahan bakar, SPBUN juga membantu nelayan untuk mendapatkan harga yang lebih terjangkau. Hal ini tentu akan berdampak positif terhadap perekonomian nelayan, sehingga mereka dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga.

(tia)