JagatBisnis.com – Kota Jakarta telah tenggelam dalam kabut polusi udara yang mengkhawatirkan dalam beberapa hari terakhir, menduduki peringkat pertama dalam daftar kota dengan kadar polusi tertinggi di dunia menurut IQ Air. Situasi ini telah menarik perhatian banyak media asing yang mengangkat isu serius ini.
Musim kemarau yang panjang dan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor di jalan-jalan ibu kota diyakini sebagai penyebab utama meningkatnya polusi udara. Media ABC News memberitakan bahwa kombinasi antara kurangnya hujan dan padatnya lalu lintas kendaraan bermotor telah menciptakan kondisi yang sempurna bagi peningkatan polusi udara.
Langit Jakarta yang kini berwarna abu-abu dan kabut tebal telah menjadi pemandangan keseharian warga. Keluhan kesehatan, seperti batuk dan pilek, semakin meluas terutama di kalangan anak-anak. “Begitu banyak anak yang sakit dengan keluhan dan gejala yang sama seperti batuk dan pilek,” ujar Rizky (35), seorang warga Jakarta.
Berbagai media internasional, termasuk Bloomberg, juga melaporkan tentang langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah untuk mengatasi krisis polusi ini. Salah satu langkah signifikan yang diambil adalah rencana untuk menerapkan pajak pencemaran lingkungan. Pemerintah berharap bahwa dengan membebankan pajak pada kendaraan bermotor yang lebih mencemari, akan mendorong warga untuk beralih ke transportasi yang lebih bersih.
Pemerintah juga berencana untuk melakukan uji emisi acak pada kendaraan bermotor. Kendaraan yang tidak lulus uji emisi akan dikenai denda, sebagai langkah untuk membatasi pertumbuhan polusi udara. Rencana ini juga akan melibatkan uji emisi sebagai bagian dari proses perpanjangan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).
Meskipun rencana ini telah diumumkan, masih belum jelas kapan langkah-langkah tersebut akan diterapkan dan bagaimana mekanisme penerapannya. Warga Jakarta dan masyarakat internasional secara luas akan terus memantau perkembangan situasi ini dan bagaimana langkah-langkah pemerintah dapat mengatasi krisis polusi udara yang memprihatinkan ini.
(tia)
