Berita  

Krisis di Niger: Prancis Gencar Evakuasi Warganya, Upaya Menarik untuk Keamanan

Kudeta Di Negara Niger Foto SurabayaPostKota.net

JagatBisnis.comNiger setelah junta militer menggulingkan Presiden Mohamed Bazoum. Pemerintah Prancis telah mengumumkan rencana untuk mengevakuasi warganya dari Niger menyusul peristiwa ini.

Penggulingan Presiden Bazoum merupakan pengambilalihan militer ketujuh dalam waktu kurang dari tiga tahun di wilayah Afrika Barat dan Tengah. Kejadian ini telah menyebabkan gelombang kejutan di wilayah tersebut, mempertemukan mantan sekutu Barat Niger dengan pihak seperti Rusia dan pemimpin junta lainnya di wilayah tersebut.

Prancis sebagai mantan negara kolonial telah menempatkan pasukan di Niger selama satu dekade untuk membantu melawan pemberontakan Islamis. Namun, beberapa penduduk setempat mengekspresikan keinginan agar Prancis tidak mencampuri urusan mereka.

Baca Juga :   Warga Negara Indonesia Terhindar dari Kerusuhan di Prancis

Protes dan ketegangan telah terjadi di depan kedutaan Prancis di ibu kota Niger, Niamey, dengan para pendukung junta membakar bendera Prancis dan menuduh Prancis menembak kerumunan, yang dibantah oleh pihak Prancis.

Kementerian luar negeri Prancis menyatakan bahwa evakuasi warga negaranya dari Niger sedang dipersiapkan dan akan dilaksanakan segera. Situs web kementerian luar negeri Prancis mencatat bahwa pada tahun 2022, hanya ada kurang dari 1.200 warga negara Prancis yang tinggal di Niger.

Baca Juga :   Per 1 Januari, Apotek di Prancis Gratiskan Kondom bagi Anak Muda

Kudeta di Niger juga menimbulkan kekhawatiran mengenai keamanan wilayah Sahel. Niger adalah penghasil uranium terbesar ketujuh di dunia, sebuah logam radioaktif yang banyak digunakan untuk energi nuklir dan pengobatan kanker.

Blok regional ECOWAS telah memberlakukan sanksi terhadap Niger, termasuk penghentian semua transaksi keuangan dan pembekuan aset nasional, dan mengancam untuk mengambil tindakan militer guna mengembalikan kekuasaan kepada Presiden Bazoum yang masih terkurung di istananya. Namun, beberapa negara tetangga seperti Burkina Faso, Mali, dan Guinea menyatakan dukungan mereka terhadap pemimpin kudeta pada Senin.

Baca Juga :   Sebanyak 46 Ribu Orang Tewas Dalam Gempa Turki

Situasi di Niger sangat kompleks dan menjadi perhatian serius di tingkat internasional karena potensi dampaknya pada stabilitas dan keamanan wilayah Sahel dan seluruh Afrika Barat.

(tia)

MIXADVERT JASAPRO