Penghentian Katering Beroperasi Di Kota Mekkah Pada Puncak Ibadah Haji

JagatBisnis.comSemakin padatnya kota Mekkah yang terus didatangi calon jemaah haji dari penjuru dunia menjadi kendala juga dalam penyaluran makanan siap saji bagi jemaah calon haji.

Layanan katering untuk jemaah haji Indonesia akan berhenti sementara saat puncak pelaksanaan ibadah haji pada 7, 14 dan 15 Dzulhijjah. Layanan dihentikan sementara sebab pada hari itu kondisi Makkah sudah padat sehingga lalu lintas macet. Lantas bagaimana kesiapan jemaah terkait konsumsi di puncak ibadah haji?
Pembimbing Ibadah Haji JKG Kloter 21 Sapruddin mengatakan pihaknya sudah mendengar adanya penghentian sementara layanan katering untuk jemaah calon haji. Dia bersama ketua kloter, ketua rombongan, dan jemaah sudah mengantisipasi untuk pengadaan konsumsi saat layanan katering berhenti sementara.

Menurut Saprudin dari 9 rombongan jemaah haji yang tergabung dalam kloter JKG21, 7 di antaranya melalui ketua rombongan sudah memesan katering. Mereka bekerjasama dengan mukimin yang ada di Makkah ini.

Baca Juga :   Tiba dari Saudi, Ini Oleh-oleh Menag Terkait Penyelenggaraan Haji

“Kemarin hari Minggu pagi kami rapat dengan Karom (ketua rombongan) dari 9 rombongan itu sudah 7 rombongan melalui Karom sudah mempersiapkan yaitu katering yang mana mereka bekerja sama dengan para mukimin yang ada di Makkah ini dan rata-rata mereka Mukimin itu ada yang saudara ada yang teman,” kata Sapruddin saat berbincang dengan Tim MCH 2023 Kementerian Agama RI, Senin 19 Juni 2023.

Dia juga sempat bertanya ke salah satu rombongan yakni, ketua rombongan 4 Kloter JKG21 terkait kerjasama penyediaan konsumsi untuk jemaah haji Indonesia dengan mukimin tersebut. Sapruddin mendapatkan informasi bahwa dari kerjasama dengan Mukimin tersebut, jemaah di rombongan 4 yang pesan konsumsi akan mendapatkan 10 kali makan.

“Dan saya tadi ngecek juga ketua rombongan 4 kloter JKG 21, beliau mempersiapkan 10 kali makan yaitu pada 7 Dzulhijah 3 kali, hari Senin pas mau berangkat 1 kali, 2 hari sepulang dari Mina disiapkan makan untuk jemaah 3 kali makan. Jadi secara keseluruhan untuk rombongan 4 itu 10 kali (makan). Tapi ada juga rombongan lain (dapat) 9 kali (makan),” kata dia.

Baca Juga :   Mau Tau Biaya ONH? Tunggu Besok Diumumkan

Terkait dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya konsumsi tersebut, Sapruddin mengaku tidak tahu secara pasti. Sebab ada beberapa yang sudah dihitung sejak masih di tanah air.

Secara keseluruhan, kata Sapruddin, dia dan jemaah calon haji tidak kesulitan mendapatkan makanan saat layanan katering berhenti sementara. Bahkan salah satu rombongan sempat diberikan contoh makanan yang akan dikonsumsi.

“Menu, salah satu rombongan produknya kami sempat diberikan cicipan, dua-duanya makanan di sini yaitu nasi mandi (menu Arab Saudi),”kata Sapruddin.

Aminah, salah seorang jemaah calon haji di Sektor 8 Kiswah dari Kloter 50 JKG mengaku sudah mendapatkan informasi terkait penghentian layanan katering di puncak pelaksanaan ibadah haji. Dia bersama beberapa rekan jemaah dalam satu rombongan pun sudah menyiapkan diri dengan pesan katering.

Baca Juga :   Masih Menunggu Arab Saudi, Ini 10 Poin Penjelasan Menag terkait Persiapan Haji 1443 H/2022 M

Aminah pesan makanan bersama rombongan jemaah lain. “Kami sudah dapat info penghentian layanan makan. Untuk tanggal 7 (Dzulhijjah) dan seterusnya Kami pesen katering, ikut jemaah lainnya, tapi beda rombongan,” kata Aminah.

Dia mengaku untuk 1 porsi makanan dikenakan harga 20 riyal Saudi. Sehingga satu hari untuk 3 kali makan dia membayar 60 riyal Saudi atau sekitar Rp 240 ribu dengan kurs 1 riyal Saudi setara Rp 4 ribu.

Sementara Iwan salah satu pedagang di Sektor 8 mengatakan siap mengantisipasi lonjakan pesanan makanan saat layanan katering untuk jemaah haji Indonesia berhenti sementara pada 7, 14 dan 15 Dzulhijjah nanti. Meski belum mendapatkan pesanan khusus dari jemaah, namun dia siap menambah stok untuk mengantisipasi lonjakan pesanan. (den)

MIXADVERT JASAPRO