JagatBisnis.com – Pada sebuah kabar viral, terungkap bahwa beberapa siswa SD di Luwu harus menggunakan rakit untuk berangkat sekolah. Masalah infrastruktur pendidikan yang belum layak bukan hanya terjadi di Luwu, tetapi juga di beberapa wilayah di Indonesia. Wakil Ketua Komisi X DPR, Dede Yusuf, menyoroti kondisi ini dan menyatakan bahwa pemerintah daerah harus segera mengambil tindakan.
Dede Yusuf menjelaskan bahwa tidak hanya siswa yang merasakan dampak minimnya infrastruktur pendidikan, tetapi juga para guru. Banyak guru yang harus menghadapi perjuangan ekstra untuk bisa sampai ke tempat mereka mengajar. Mereka harus melewati jalan berlumpur, berjalan kaki selama 2-3 jam, atau naik motor melalui jalan yang sulit dilalui. Dede juga mencatat bahwa fenomena ini terjadi tidak hanya di daerah pedalaman, tetapi juga di daerah yang dekat dengan kota-kota besar.
Dede Yusuf menyatakan bahwa tanggung jawab untuk memperbaiki infrastruktur pendidikan berada pada pemerintah daerah. Kurangnya pendataan dan pemetaan lokasi menjadi salah satu alasan mengapa masih banyak anak-anak yang kesulitan dalam perjalanan ke sekolah. Dede menekankan pentingnya pembuatan database yang mencakup proses perjalanan anak-anak ke sekolah. Hal ini bertujuan agar situasi seperti siswa SD di Luwu yang harus bergelantungan untuk menyeberang sungai tidak terulang lagi.
Politikus Demokrat tersebut menyarankan agar sekolah-sekolah yang sulit dijangkau dipindahkan ke lokasi yang lebih mudah dijangkau. Selain itu, sekolah yang sudah tidak layak lagi harus segera dipindahkan ke gedung baru. Dede juga mencatat bahwa banyak infrastruktur pendidikan di Indonesia, terutama di daerah-daerah, yang sudah tidak lagi memadai. Banyak sekolah yang tidak berfungsi atau sudah runtuh.
Permasalahan ini secara keseluruhan berkaitan dengan persoalan infrastruktur. Dede Yusuf menegaskan bahwa perlunya perhatian khusus dari pemerintah daerah dalam memperbaiki infrastruktur pendidikan. Selain itu, sekolah-sekolah yang sudah tidak memadai harus diperbaiki atau dipindahkan ke lokasi yang lebih baik.
Masalah ini juga menjadi perhatian karena adanya banjir yang mengakibatkan sejumlah SD di Luwu terdampak. Para siswa kesulitan datang ke sekolah, bahkan harus menggunakan rakit atau papan sebagai sarana transportasi. Di dalam kelas, siswa juga menghadapi kesulitan karena kondisi bangku yang tidak memadai.
Situasi ini menyoroti pentingnya perbaikan infrastruktur pendidikan di Indonesia secara menyeluruh. Pemerintah daerah perlu memprioritaskan pendataan, pemetaan, dan perbaikan fasilitas pendidikan yang ada. Dengan demikian, diharapkan siswa dan guru dapat memperoleh akses yang mudah dan aman ke sekolah serta
(tia)