Banjir Dasyat Hanyutkan Ranjau Mematikan, Ribuan Nyawa dalam Bahaya

Bendungan Nova Kakhovka Foto CNBC Indonesia

JagatBisnis.comBendungan Nova Kakhovka di Kherson, Ukraina, dan kekhawatiran mengenai potensi ranjau yang terlepas akibat banjir tersebut. Jebolnya bendungan tersebut telah menyebabkan banjir yang melanda wilayah sekitarnya, termasuk wilayah yang dikuasai oleh Rusia di pinggiran Sungai Dnipro. Bendungan ini adalah peninggalan era Uni Soviet yang juga berfungsi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

Bencana ini memunculkan kekhawatiran baru, yaitu kemungkinan air bendungan mencabut ranjau yang telah ditanam di daerah tersebut. Palang Merah Internasional mengkhawatirkan bahwa ranjau-ranjau ini dapat terbawa ke area permukiman dan lahan pertanian, membahayakan warga sipil. Di zona banjir yang mencakup sekitar 600 kilometer persegi, terdapat sejumlah ranjau darat yang ditanam selama perang yang telah berlangsung selama 15 bulan antara Ukraina dan Rusia.

Komite Palang Merah Internasional menyatakan bahwa air dari bendungan kemungkinan besar menyapu ranjau-ranjau tersebut. Ranjau-ranjau ini dapat tetap berada di tempatnya, terjebak di lumpur sungai, tersebar di lahan pertanian, atau bahkan tersebar ke area yang lebih luas. Kepala Unit Kontaminasi Senjata Komite Palang Merah Internasional, Erik Tollefsen, mengungkapkan kekhawatiran atas potensi bahaya yang ditimbulkan oleh ranjau-ranjau tersebut.

Baca Juga :   Warga Jakarta Diminta Waspada Banjir

Perang antara Rusia dan Ukraina, yang merupakan konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II, telah meninggalkan sejumlah besar ranjau dan persenjataan yang belum meledak di banyak wilayah. Selain ranjau anti-personel, kedua pihak juga menggunakan peluru artileri dan ranjau anti-tank. Meskipun jumlah pasti ranjau yang ditanam di daratan Ukraina belum diketahui, diperkirakan jumlahnya sangat banyak.

Baca Juga :   Banjir di Jakarta, Ketua Fraksi PDIP: Kurangnya Peringatan Dini

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menuduh Rusia sengaja meledakkan bendungan tersebut sebagai upaya untuk menghambat serangan balasan ke wilayah yang diduduki. Di sisi lain, Rusia menyalahkan Ukraina dengan alasan mengganggu pasokan air ke Krimea dan mengalihkan perhatian dari kegagalan dalam serangan balasan. (tia)

MIXADVERT JASAPRO