Haji Ramah Lansia Dicanangkan Kementerian Agama RI

JagatBisnis.com –  Seperti kita ketahui para jemaah haji tahun 2023 ini akan di dominasi oleh para lansia, maka Kemenag harus bekerja ekstra agar pelayanan terhadap lansia ini bisa optimal.

Tahun ini Kementerian Agama RI mencanangkan Haji Ramah Lansia bagi penyelenggaraan ibadah haji 1444 H/2023 M. Jumlah jemaah lansia yang besar, sekitar 67 ribu orang, membuat pemerintah serius untuk memberikan pelayanan optimal agar pelaksanaan ibadah haji tetap lancar.

Salah satunya mensosialisasikan kemudahan saat beribadah terutama bagi lansia dan mereka yang uzur (ada sakit). Haji merupakan ibadah fisik yang memerlukan stamina dan kesehatan tubuh yang baik.

Dari data selama ini, banyaknya kasus kematian jemaah Indonesia sebagian besar karena kelelahan. Khsusunya bagi para lansia.

Maka dari itu, Subdit Bimbingan Jemaah Haji Direktorat Bina Haji Kementerian Agama RI membuat edukasi keringanan beribadah saat haji untuk lansia. Di dalamnya membahas keringanan-keringanan (rukhsah) saat beribadah agar dapat dipahami jemaah lansia serta petugas haji, dan juga disosialisasikan kepada KBIHU di setiap daerah.

Baca Juga :   Kongres Amerika Puji Kerukunan Masyarakat Indonesia

Islam mengajarkan kemudahan dalam beribadah. Adapun syariat Islam untuk memudahkan lansia, sesuai dengan kondisi lansia yang dinilai lemah secara fisik tertuang dalam QS. al-Qashash: 23.

Rukun haji pertama adalah ihram. Bagi lansia ada beberapa keringanan yang bisa dilakukan saat mengambil melaksanakan ihram.

Jemaah lansia gelombang pertama yang terbang ke Madinah terlebih dahulu, sudah bersiap dengan pakaian ihram sejak dari hotel. Jemaah lansia boleh salat sunat ihram di hotel sebelum naik bus, sehingga tidak perlu salat di masjid Abyar Ali.

Begitu juga mengucapkan niat ihram dilakukan di dalam bus. Jemaah haji lansia atau yang sakit dianjurkan berniat ihram umrah disertai isytirat (ihram bersyarat). Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi halangan yang menyulitkan terlaksananya ibadah umrah.

Baca Juga :   Sambut Petugas, Menag Sampaikan Apresiasi atas Dedikasi Melayani Jemaah Haji

Adapun Jemaah haji gelombang kedua yang mendarat di Jeddah, telah berpakaian ihram dan shalat sunat ihram di asrama haji embarkasi. Kemudian dapat melakukan niat ihram umrah sebelum sampai miqat, baik itu di asrama haji embarkasi/embarkasi antara, atau di dalam pesawat sebelum melintas di atas Yalamlam/Qarn alManazil, atau di Bandara Udara King Abdul Aziz Internasional (KAIA) Jeddah.

Setibanya di Masjidil Haram, jemaah bisa menunaikan salat. Meski pahala shalat di Masjidil Haram dilipatkan 100.000 kali dibanding shalat di masjid lain, namun shalat berjamaah di Masjidl Haram hukumnya sunah.

Karenanya, jemaah yang tidak melaksanakan shalat berjamaah di Masjidil Haram tidak berdosa, khususnya jemaah yang memiliki keterbatasan karena sakit, lansia dan risiko tinggi. Maka, salat berjamaah bisa dilakukan dimana saja di tanah haram baik di hotel atau di masjid terdekat.

Baca Juga :   Dugaan Pemotongan BOP Pesantren, Stafsus: Tindak Tegas, Kemenag Zero Tolerance

Dikatakan, mereka tetap mendapatkan keutamaan pahala shalat sebagaimana di masjidil haram, sebab seluruh tanah haram adalah Masjidil Haram. Ini berarti, jemaah lansia yang selalu berada di hotel dan tidak sempat shalat di Masjidil Haram karena udzur juga mendapat keutamaan seperti shalat di masjidil haram.

Begitu pula untuk pelaksanaan salat arbain. Yaitu, salat berjamaah di mesjid nabawi bersama imam rawatib sebanyak 40 waktu yang dilaksanakan secara berturut turut tanpa ketinggalan satupun. Biasanya dilakukan selama delapan hari dengan tujuan untuk mendapat fadilah (keutamaan).

Salat ini hukumnya sunnah.

Jadi bagi jemaah lansia agar memperhatikan kondisi dan menjaga kesehatannya. Antara lain dengan tidak memaksakan diri salat arbain jika berpotensi membawa mudharat lebih besar. (den)

MIXADVERT JASAPRO