Ahli Gizi: Jangan Makan Mi Instan Lebih 2 Bungkus dalam Seminggu

JagatBisnis.com – Mi instan cukup banyak beredar di kalangan luas sebagai makanan populer. Selain dikenal karena praktis, mi instan juga dikenal variasi rasa yang beragam. Pergeseran pola konsumsi ini dimungkinkan karena mi dapat diproses dengan mudah, disajikan dengan praktis dan dapat memenuhi selera bagi sebagian besar masyarakat, baik orang dewasa maupun anak-anak.

Ahli Gizi UM Surabaya, Tri Kurniawati memgungkapkan, mi instan belum dapat dianggap sebagai makanan penuh (wholesome food), karena belum mencukupi kebutuhan gizi yang seimbang bagi tubuh. Mi yang terbuat dari terigu mengandung karbohidrat dalam jumlah besar, tetapi kandungan protein, vitamin, dan mineralnya hanya sedikit.

“Pemenuhan kebutuhan gizi mi instan dapat diperoleh, jika ada penambahan sayuran dan sumber protei seperti telur, ayam, daging serta sumber protein yang lain. Jangan mengonsumsi mi instan yang dijadikan sebagai lauk atau dimakan hanya dengan nasi. Hal tersebut tidak dianjurkan karena hanya mengandung karbohidrat saja,” kata dia dikutip dari laman UM Surabaya, kamis (11/5/2023).

Baca Juga :   Kemendag Bakal Lakukan Pengecekan Terkait Mi Instan Indonesia Mengandung Zat Pemicu Kanker

Menurut dia, mi instan juga dapat membahayakan kesehatan. Hal ini dikarenakan dalam sekali penyajian mi instan umumnya mengandung lemak dan natrium yang tinggi, tapi rendah serat, vitamin dan mineral. Bahkan, pola konsumsi mi instan mempunyai pengaruh positif terhadap obesitas abdominal dan hiperkoles-terolemia.

Baca Juga :   Remaja di Sumsel Ditangkap Polisi Usai Tikam Kakaknya

“Konsumsi mi instan lebih dari 2 bungkus dalam seminggu berhubungan dengan peningkatan sindrom metabolik yang tinggi pada wanita. Karena orang yang mengonsumsi mi instan cenderung lebih sedikit makan buah dan sayuran. Makanya, mi instan lebih baik tidak dijadikan makanan rutin,” pungkas dia. (*/els)

MIXADVERT JASAPRO