JagatBisnis.com – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berhasil mencatat kinerja impresif pada 2022 dengan mencetak laba sebesar Rp51,4 triliun. Laba tersebut tercatat naik tinggi 67,15 persen dibandingkan pencapaian 2021.
Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan, kenaikan laba bersih perseroan bersamaan dengan penurunan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM). Karena NIM BRI bank only pada tahun 2008 itu sebesar 10,18 persen. Pada saat itu laba hanya Rp5,96 triliun dengan jumlah nasabah pinjaman hanya sekitar 5 juta dan volume kredit hanya sebesar Rp 161 triliun.
“Tahun 2022, laba bank only bukan grup, meningkat pesat menjadi Rp47,83 triliun. Padahal NIM-nya sudah turun 33 persen dibandingkan NIM tahun 2008,” kata Direktur Utama BRI Sunarso dalam konferensi pers, di Jakarta, Rabu (8/2/2023)
Dia menjelaskan, laba bersih Rp51,4 triliun merupakan secara grup, sedangkan Rp 47,83 triliun merupakan laba bersih BRI sebagai bank. Dengan penurunan NIM, maka laba bersih yang didapatkan perusahaan bukan dari tingginya bunga kredit.
“Ternyata peningkatan laba kami Tahun 2022 tersebut lebih disebabkan oleh pertumbuhan jumlah nasabah mikro yang telah naik lebih dari tiga kali lipat menjadi lebih dari 15 juta nasabah mikro. Jadi, pertumbuhan volume kredit dan juga peningkatan jumlah nasabah yang dilayani, terutama nasabah mikro,” ungkapnya.
Selain itu, lanjutnya, faktor lainnya yakni volume kredit yang telah tumbuh lebih dari 6 kali lipat menjadi Rp1.029,80 triliun jika dibandingkan dengan posisi 2008.
“Jadi jelas pendorong utama laba BRI adalah semakin banyaknya usaha mikro yang bisa dilayani naik lebih dari 3 kali lipat dibandingkan tahun 2008. Di mana nasabah mikronya BRI, nasabah mikronya sekarang sudah lebih dari 15 juta. Ini BRI saja ya bukan grup. Kalau grup mencapai 34 juta,” tutupnya. (*/eva)