Sejak 2015, Lebih dari 11.000 Anak Tewas atau Terluka di Yaman

JagatBisnis.comDana Darurat Anak PBB (UNICEF) melaporkan, sebanyak 11 ribu anak tewas dan terluka hingga cacat akibat konflik di Yaman yang terjadi sejak 2015. Laporan ini muncul setelah meluncurkan penggalangan dana global bernilai miliaran.

Pemerintah Yaman didukung Saudi dan Houthi yang bersekutu dengan Iran telah meningkatkan perang ekonomi di tengah terhentinya upaya yang dipimpin PBB untuk gencatan senjata baru sejak pakta sebelumnya berakhir pada 2 Oktober, yang menyebabkan lebih banyak rasa sakit kemanusiaan.

“Pembaruan gencatan senjata yang mendesak akan menjadi langkah pertama yang positif yang akan memungkinkan akses kemanusiaan kritis,” kata Direktur Eksekutif Catherine Russell, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (14/12/2022).

Baca Juga :   Sekjen PBB Kutuk Serangan yang Dilakukan oleh Koalisi Pimpinan Arab Saudi

Meskipun pihak yang bertikai pada bulan April menyetujui gencatan senjata nasional, UNICEF mengatakan 164 orang tewas atau terluka oleh ranjau darat dan persenjataan yang tidak meledak antara Juli dan September, di antaranya setidaknya 74 adalah anak-anak.

UNICEF minggu lalu meluncurkan seruan Aksi Kemanusiaan untuk Anak (HAC) senilai USD10,3 miliar pada tahun 2023 untuk membantu anak-anak yang terkena dampak konflik dan bencana di seluruh dunia.

Baca Juga :   Seorang WNI Disandera Milisi Houthi

Ini bertujuan untuk mengumpulkan hampir USD484,5 juta sepanjang tahun untuk Yaman, di mana sekitar tiga perempat populasi membutuhkan bantuan dan perlindungan.

“Ribuan anak telah kehilangan nyawa mereka, ratusan ribu lainnya tetap menghadapi risiko kematian akibat penyakit yang dapat dicegah atau kelaparan,” kata Russell.

UNICEF memperkirakan bahwa hampir 540.000 anak balita menderita gizi buruk akut di Yaman. Tercatat lebih dari 17,8 juta warga Yaman juga kekurangan akses ke air bersih, sanitasi dan layanan kebersihan, karena hanya setengah dari fasilitas kesehatan negara yang berfungsi.

Baca Juga :   Seorang WNI Disandera Milisi Houthi

“Ini membuat sekitar 10 juta anak tanpa akses yang memadai untuk perawatan,” katanya. PBB dan para mitranya awal bulan ini meminta uang bantuan sebesar US$51,5 miliar untuk tahun 2023, meningkat 25 persen dari tahun 2022 dan lebih dari lima kali jumlah yang diminta satu dekade lalu. (*/els)

MIXADVERT JASAPRO