COVID-19 di Austria Melejit

JagatBisnis.com – Gubernur Austria Hulu, Thomas Stelzer, mengusulkan agar pemerintah melakukan lockdown secara nasional sesegera mungkin.

Usulan ini disampaikan menyusul terus meningkatkan penularan COVID-19 dalam beberapa hari terakhir.

“Jika tidak ada penguncian nasional yang diperintahkan besok, pasti harus ada penguncian selama beberapa minggu di Upper Austria, bersama dengan provinsi tetangga kami Salzburg mulai minggu depan,” kata Stelzer, seperti dikutip dari Russian Today, Jumat (18/11/2021).

Baca Juga :   WN India yang Tiba di Soetta Diawasi Ketat dan Dikarantina selama 5 Hari

Sebelumnya, Austria me-lockdown sekitar 2 juta penduduk yang belum di vaksinasi. Angka vaksinasi yang rendah menjadi salah satu penyebab penularan COVID-19 menggila di negara tersebut.

“Kita harus menaikkan tingkat vaksinasi. Ini sangat rendah,” kata Kanselir Alexander Schallenberg pada Minggu (14/11/2021). Penduduk yang tidak divaksinasi hanya akan diizinkan meninggalkan rumah mereka untuk tujuan penting, seperti membeli bahan makanan atau pergi ke kantor dokter.

Baca Juga :   COVID-19 Subvarian Omicron XBB Telah Ditemukan di Surabaya

Sebagai tindak lanjut dari aturan tersebut, kini polisi semakin gencar melakukan operasi untuk melakukan pemeriksaan acak mencari bukti vaksinasi di jalan-jalan Austria.

Penduduk yang tidak divaksinasi yang ditemukan melanggar perintah penguncian menghadapi denda besar hingga 500 euro. Mereka yang menolak untuk menjalani pemeriksaan status vaksinasi harus membayar sekitar tiga kali lipat.

Kasus COVID-19 baru di negara itu melewati angka 15.000 untuk pertama kalinya pada hari Kamis, jauh melampaui tertinggi harian 2020 di 9.586, yang ditetapkan ketika tidak ada vaksin yang tersedia.

Baca Juga :   Di Tengah Pandemi COVID-19 Ini Beban yang Dipikul Kaum Hawa

Upper Austria dan Salzburg menjadi wilayah yang paling terpukul, membuat rumah sakit berisiko kekurangan tempat tidur.

Langkah Austria membatasi pergerakan orang yang tidak divaksin kemudian diikuti negara-negara UE lainnya, termasuk Slovakia, Ceko, dan Yunani. (pia)

MIXADVERT JASAPRO