Laporan Terbaru, China Dituding Ingin Musnahkan Etnis Uighur

abc Warga Uyghur di Australia telah lama menyuarakan kekhawatiran mereka atas nasib keluarga mereka yang berada dalam pengawasan Pemerintah China.

JagatBisnis.com –  Informasi terkini mengatakan Penguasa Cina telah melanggar setiap determinasi yang tercantum dalam Kesepakatan Genosida PBB, dengan” bernazar memusnahkan” etnik Uighur di Xinjiang.

Informasi yang diluncurkan oleh lembaga Newlines Institute for Strategy and Policy yang berplatform di Amerika Sindikat ialah kajian bebas awal dari Kesepakatan Genosida 1948 kepada perlakuan yang dirasakan masyarakat Uighur di Cina.

Kajian ini mendakwa Rezim Partai Komunis Cina( PKC) dengan jelas membuktikan hasrat untuk memusnahkan, dengan cara totalitas ataupun beberapa, bangsa, etnik, suku bangsa ataupun kelompok agama, begitu juga diatur dalam Artikel 2 Kesepakatan Genosida.

Baca Juga :   AS Tambah Sanksi untuk China Terkait Pelanggaran HAM Muslim Uighur

Cina telah kesekian kali menyangkal tindakan mereka di Xinjiang sebagai genosida.

Tetapi informasi itu melaporkan Penguasa Cina telah melanggar” setiap tindakan” yang dilarang dalam Artikel 2.

Fakta yang dihidangkan antara lain terdapatnya penangkapan massal, pencegahan massal atas kelahiran, pemindahan kanak- kanak dengan cara menuntut, kegiatan menuntut, pemberantasan bukti diri orang Uighur, dan sasaran kepada kalangan intelektual dan figur warga.

Baca Juga :   Alasan Indonesia Tak Ada di Daftar 43 Negara Kecam China Terkait Uighur

Analitis kantor informasi Associated Press yang diluncurkan pada Juni 2020 menemukan pihak berhak Cina mempraktikkan kebijaksanaan pengguguran dengan cara menuntut, pemasangan perlengkapan kontrasepsi dan penyucihamaan kepada kalangan wanita Uighur.

Baca Juga :   Muslim Uighur yang Terlupakan Dikurung di Thailand

Informasi mengatakan kalangan wanita Uyghur dituntut melakukan penyucihamaan.

Kenapa Australia tidak menyebutnya sebagai genosida?

Seorang masyarakat Australia generasi Uyghur, Ramila Chanisheff, merupakan salah satu penyintas yang pindah ke Australia sekitar 40 tahun lalu.

Kerapkali ia mengalami kesusahan tidur dan sakit karena mempertimbangkan kondisi keluarganya yang masih bermukim di Xinjiang.

Ia belum mengikuti berita hal 2 orang sepupunya di Xinjiang dalam 2 tahun ini. (ser)

MIXADVERT JASAPRO