Memanas, Arab Saudi Usir Dubes Lebanon

Bendera Arab Saudi

JagatBisnis.com –  Arab Saudi memanggil pulang duta besarnya untuk Lebanon pada Jumat, 29 Oktober 2021, dan meminta Dubes Lebanon untuk meninggalkan Arab Saudi. Saudi memberi tenggat waktu 48 jam kepada Dubes Lebanon untuk angkat kaki dari Arab Saudi.

Dilansir SPA, Sabtu, 30 Oktober 2021, Kerajaan juga melarang semua impor Lebanon ke negara itu. Kemudian melarang warga negaranya untuk bepergian ke Lebanon, demi keselamatan mereka mengingat meningkatnya ketidakstabilan di negara itu.

Langkah itu dilakukan setelah sebuah video muncul pada hari Selasa, dari Menteri Informasi Lebanon George Kordahi, yang membuat komentar hinaan terhadap koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi yang memerangi kelompok pemberontak Houthi di Yaman.

Baca Juga :   Kasus COVID-19 varian Omicron di Indonesia Meningkat Terbanyak dari Perjalanan Saudi-Turki

George Kordahi menyebut Houthi yang bersekutu dengan Iran hanya membela diri dan menyebut perang di Yaman sia-sia. Dia juga menggambarkan perang itu sebagai agresi Arab Saudi.

Pemerintah Kerajaan Arab Saudi menyesali atas memburuknya hubungan Saudi dengan Lebanon, karena Lebanon dinilai mengabaikan fakta dan kegagalan mereka melakukan tindakan korektif untuk memastikan hubungan baik dengan Kerajaan.

Baca Juga :   Arab Saudi Hapus Aturan PCR dan Jaga Jarak untuk Warga Asing

Kegagalan Lebanon untuk mengambil langkah-langkah yang diminta oleh Kerajaan antara lain menghentikan ekspor obat-obatan ke Kerajaan, mengingat kendali Hizbullah atas semua pelabuhan di Lebanon.

Hizbullah — yang terafiliasi Iran rival Arab Saudi — memiliki kendali atas Lebanon dan telah menjadikan negara tersebut sebagai ‘arena’ proyek-proyek antar-negara, yang tidak diinginkan rakyat Lebanon karena mereka memiliki hubungan historis dengan Kerajaan.

Baca Juga :   Wajib Karantina 5 Hari di Arab Saudi, Jadi Syarat Baru Umrah untuk Masyarakat Indonesia

Kerajaan mengatakan bahwa warga Lebanon yang tinggal di Arab Saudi disayangi oleh orang-orang Saudi dan dianggap sebagai bagian dari ikatan yang menyatukan orang-orang Saudi dengan saudara-saudara Arab mereka yang tinggal di Kerajaan.

Sementara Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati menyayangkan langkah pemerintah Saudi tersebut.

“Kami sangat menyesal atas keputusan kerajaan dan berharap kerajaan akan mempertimbangkan kembali. Adapun kami, kami akan terus bekerja untuk menyelesaikan apa yang perlu diselesaikan,” katanya. (pia)

MIXADVERT JASAPRO