JagatBisnis.com – Penjualan mobil listrik Tesla mengalami penurunan signifikan sebesar 13% dalam tiga bulan terakhir, seiring meningkatnya aksi boikot terhadap merek tersebut. Boikot dipicu oleh pandangan politik kontroversial CEO Elon Musk, yang dinilai banyak pihak semakin memengaruhi citra Tesla di mata publik global.
Penurunan ini terjadi di tengah ekspektasi bahwa kemarahan konsumen terhadap Musk akan mereda seiring waktu. Namun, data terbaru justru menunjukkan sebaliknya: minat konsumen terhadap Tesla masih tertekan, terutama di pasar-pasar utama seperti Amerika Serikat dan Eropa.
Terpengaruh Faktor Politik?
Kedekatan Elon Musk dengan mantan Presiden AS Donald Trump serta sejumlah tokoh sayap kanan di Eropa dinilai telah menimbulkan dampak jangka panjang terhadap persepsi merek Tesla. Hal ini menciptakan gelombang resistensi konsumen yang mulai tercermin dalam performa penjualan.
Selama periode April hingga Juni 2025, Tesla hanya berhasil menjual 384.122 unit, turun dari 443.956 unit pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, laba bersih Tesla pada kuartal I 2025 tercatat anjlok hingga 71%, memperbesar kekhawatiran bahwa kinerja keuangan kuartal II yang akan diumumkan akhir bulan ini juga akan mengecewakan.
Ironi Setelah Mundurnya Musk dari Pemerintahan
Padahal, dalam periode tersebut, Musk telah secara resmi mundur dari perannya sebagai “czar penghematan anggaran” dalam pemerintahan Trump — langkah yang sempat memunculkan harapan akan perbaikan citra dan pemulihan penjualan Tesla.
Namun, efek reputasional tampaknya belum sepenuhnya pulih. Di beberapa wilayah seperti Eropa, Tesla bahkan mencatat penurunan penjualan selama lima bulan berturut-turut, mencerminkan tantangan yang semakin kompleks dalam menjaga loyalitas konsumen di tengah kontroversi publik.
Saham Naik, Tapi Risiko Masih Ada
Meski demikian, saham Tesla sempat naik sekitar 5% pada Rabu (2 Juli) setelah perusahaan mengumumkan telah mengirimkan hampir 374.000 unit Model 3 dan Model Y — lebih tinggi dari proyeksi analis menurut data FactSet. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian investor masih memandang ada kekuatan fundamental dalam operasi Tesla, meskipun tekanan eksternal terus membayangi.
Ke depan, semua mata tertuju pada laporan keuangan kuartal II Tesla yang akan dirilis akhir bulan ini. Angka-angka tersebut akan menjadi indikator penting apakah penurunan ini hanya bersifat sementara atau mencerminkan tren jangka panjang akibat tekanan reputasi dan persaingan yang semakin ketat di pasar mobil listrik global. (Hky)