Penerbangan Komersial Hindari Langit Timur Tengah, Ketegangan AS-Iran Ganggu Jalur Udara Global

Penerbangan Komersial Hindari Langit Timur Tengah, Ketegangan AS-Iran Ganggu Jalur Udara Global

JagatBisnis.com – Ketegangan geopolitik di Timur Tengah kembali mengganggu jalur penerbangan internasional. Menyusul serangan Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran, maskapai-maskapai global secara serentak menghindari wilayah udara Iran dan negara-negara sekitarnya, memilih rute alternatif demi keselamatan penumpang dan kru.

Maskapai Ubah Rute Hindari Wilayah Konflik

Data dari situs pelacakan penerbangan FlightRadar24 pada Minggu (waktu setempat) menunjukkan bahwa tidak ada penerbangan komersial yang melintasi wilayah udara Iran, Irak, Suriah, dan Israel. Sebagai gantinya, maskapai memilih jalur yang lebih panjang dan aman, seperti melalui Laut Kaspia di utara atau Mesir dan Arab Saudi di selatan.

“Setelah serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran, lalu lintas penerbangan komersial tetap menghindari wilayah udara yang dibatasi sejak minggu lalu,” tulis FlightRadar24 dalam pernyataan di media sosial X (sebelumnya Twitter).

Meski rute alternatif ini menambah waktu tempuh, konsumsi bahan bakar, dan biaya operasional, keselamatan tetap menjadi prioritas utama di tengah ancaman militer yang terus meningkat.

Serangan Rudal dan Drone Perbesar Risiko Penerbangan

Sejak Israel meluncurkan serangan terhadap Iran pada 13 Juni lalu, risiko serangan rudal dan drone di kawasan meningkat tajam. Beberapa maskapai dunia langsung menangguhkan penerbangan ke wilayah terdampak, dan hanya menyisakan beberapa penerbangan evakuasi dari negara-negara tetangga.

Pihak otoritas penerbangan sipil internasional juga terus memantau situasi, mengingat sejarah panjang risiko penerbangan sipil di zona konflik—mulai dari insiden Malaysia Airlines MH17 di Ukraina hingga tragedi Ukraina International Airlines di Iran pada 2020.

El Al dan Arkia Hentikan Penerbangan, Wilayah Udara Israel Ditutup

Dua maskapai terbesar Israel, El Al dan Arkia, mengumumkan penghentian sementara semua penerbangan evakuasi hingga pemberitahuan lebih lanjut. El Al bahkan memperpanjang pembatalan seluruh penerbangan terjadwal hingga 27 Juni 2025.

Otoritas Bandara Israel menyatakan bahwa wilayah udara Israel ditutup sepenuhnya untuk penerbangan komersial, meskipun jalur darat menuju Mesir dan Yordania masih dibuka.

Jepang dan Selandia Baru Lakukan Evakuasi Warga

Dari sisi diplomatik, beberapa negara mulai melakukan evakuasi warganya dari kawasan konflik. Pemerintah Jepang melaporkan telah mengevakuasi 21 orang, termasuk 16 warga negara Jepang, dari Iran ke Azerbaijan melalui jalur darat. Ini merupakan evakuasi kedua dalam kurun waktu beberapa hari terakhir.

Sementara itu, Selandia Baru bersiap mengirimkan pesawat militer C-130J Hercules ke kawasan Timur Tengah untuk operasi evakuasi siaga. Pemerintah juga tengah menjajaki kerja sama dengan maskapai komersial sebagai langkah tambahan. (Mhd)