Ekbis  

Integra Indocabinet (WOOD) Optimistis Maksimalkan Penjualan Ekspor di Tengah Penguatan Dolar AS

Integra Indocabinet (WOOD) Optimistis Maksimalkan Penjualan Ekspor di Tengah Penguatan Dolar AS. foto dok integragroup-indonesia.com

JagatBisnis.com – PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD), produsen furnitur dan komponen bangunan, siap memanfaatkan tren penguatan dolar Amerika Serikat (AS) untuk meningkatkan penjualan ekspor, terutama ke pasar AS. Mengingat lebih dari 90% penjualan WOOD berorientasi ekspor, terutama ke AS, penguatan dolar AS menjadi angin segar bagi perusahaan ini.

Pada Rabu (15/1), nilai rupiah berada di level Rp 16.325 per dolar AS, menjadikan mata uang AS semakin kuat di hadapan rupiah dan mata uang lainnya. Zefanya Angeline, Investor Relations Integra Indocabinet, mengungkapkan bahwa penguatan dolar AS berdampak positif bagi WOOD, karena perusahaan menerima pembayaran dalam dolar AS dari kegiatan ekspornya. Selain itu, sebagian besar bahan baku furnitur dan komponen bangunan WOOD berasal dari dalam negeri, sehingga perusahaan juga diuntungkan dari penguatan dolar.

Baca Juga :   PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) Optimis Pasar Ekspor ke AS Masih Menjanjikan

“Dengan kondisi ini, margin keuntungan kami akan meningkat karena biaya bahan baku yang lebih terjangkau sementara pendapatan kami dalam dolar AS,” jelas Zefanya.

WOOD juga tidak khawatir dengan potensi ancaman perang dagang yang mungkin timbul di bawah kepemimpinan Presiden AS Donald Trump. Sebaliknya, perang dagang yang melibatkan AS dan China diperkirakan akan menguntungkan negara-negara seperti Indonesia, yang merupakan salah satu eksportir furnitur dan komponen bangunan terbesar ke pasar AS.

Baca Juga :   PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) Catat Pertumbuhan Pesat di Kuartal I-2024

Pihak WOOD optimistis bisa memperluas pangsa pasarnya di AS, mengingat negara tersebut merupakan importir furnitur terbesar di dunia dengan nilai lebih dari USD 27 miliar setiap tahunnya. “Peluang ekspansi ke pasar AS masih sangat besar, terutama dengan adanya kemungkinan peralihan impor furnitur dari China ke negara lain seperti Indonesia,” tambah Zefanya.

Selain itu, AS berencana untuk menerapkan tarif impor yang lebih tinggi kepada China, yang dapat membuka peluang lebih besar bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor furnitur dan komponen bangunan.

Baca Juga :   PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) Optimis Pasar Ekspor ke AS Masih Menjanjikan

Manajemen WOOD juga menyatakan optimisme untuk mencatatkan pertumbuhan penjualan yang lebih tinggi pada tahun 2025, didorong oleh rencana ekspansi ke pasar AS serta kebijakan tarif impor yang lebih tinggi terhadap China. Selain itu, potensi penurunan suku bunga acuan tahun ini diyakini akan turut mendukung kinerja perusahaan.

Hingga kuartal III 2024, WOOD telah mencatatkan peningkatan penjualan sebesar 25,44% year on year (YoY), mencapai Rp 2,13 triliun, sementara laba bersih tahun berjalan melonjak 74,34% YoY menjadi Rp 98,41 miliar. (Hky)