JagatBisnis.com – PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) mencatatkan rugi bersih yang semakin membengkak pada kuartal III-2024. Per 30 September 2024, rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk perusahaan ini mencapai Rp 1 triliun, sebuah kenaikan signifikan dibandingkan dengan rugi bersih yang tercatat pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Menurut laporan keuangan yang dirilis oleh FREN, rugi bersih perusahaan pada September 2023 tercatat sebesar Rp 599,63 miliar, yang berarti kerugian pada tahun ini membengkak hingga 68,05% secara tahunan (YoY).
Pendapatan Usaha Menurun 1% YoY
Secara keseluruhan, pendapatan usaha Smartfren mengalami penurunan meskipun masih mendominasi pasar telekomunikasi. Pada kuartal III-2024, pendapatan usaha FREN tercatat Rp 8,54 triliun, mengalami penurunan 1% dibandingkan dengan Rp 8,62 triliun yang tercatat pada periode yang sama di tahun 2023.
Namun, meski pendapatan menurun, segmen-segmen tertentu menunjukkan kinerja yang lebih baik:
- Pendapatan dari segmen data masih menjadi kontributor terbesar, dengan total Rp 7,47 triliun.
- Pendapatan dari segmen non-data mencatatkan lonjakan sebesar 48,78% YoY, mencapai Rp 322,66 triliun, yang menunjukkan pertumbuhan signifikan meskipun pendapatan keseluruhan menurun.
- Selain itu, FREN juga memperoleh pendapatan jasa interkoneksi sebesar Rp 204,12 miliar dan pendapatan lain-lain Rp 538,71 miliar selama periode Januari hingga September 2024.
Beban Usaha Meningkat Tajam
Namun, penurunan pendapatan ini tidak sebanding dengan pengelolaan beban usaha yang semakin meningkat. Total beban usaha FREN pada September 2024 tercatat melonjak 4,78% YoY menjadi Rp 8,7 triliun, yang mengakibatkan perusahaan harus menanggung rugi usaha sebesar Rp 164,1 miliar hingga kuartal III-2024.
Sementara pada periode yang sama di tahun 2023, perusahaan justru mencatatkan laba usaha sebesar Rp 319,18 miliar, sehingga terjadinya pembalikan dari laba menjadi rugi usaha ini menunjukkan adanya tantangan besar dalam mengelola biaya dan efisiensi operasional.
Posisi Keuangan dan Aset Smartfren
Di sisi lain, meskipun menghadapi kerugian, posisi keuangan Smartfren tetap menunjukkan jumlah yang signifikan. Total aset perusahaan per 30 September 2024 tercatat sebesar Rp 42,49 triliun, sementara total liabilitas dan ekuitas masing-masing tercatat sebesar Rp 20,76 triliun dan Rp 21,73 triliun.
Angka-angka ini menunjukkan bahwa perusahaan masih memiliki basis aset yang kuat meski menghadapi tantangan dalam sisi operasional dan profitabilitas.
Perspektif ke Depan: Fokus pada Layanan Internet dan Teknologi Baru
Meski menghadapi kerugian, Smartfren tetap berfokus pada pengembangan layanan internet dan teknologi digital untuk memperkuat posisinya di pasar. Perusahaan ini terus mengandalkan pertumbuhan layanan data yang menjadi pendorong utama pendapatan, sekaligus berupaya mengoptimalkan segmen non-data untuk memperbaiki performa keuangan di masa depan. (Mhd)