JagatBisnis.com – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) menunjukkan kinerja yang solid di semester pertama 2024, meskipun ada tantangan pada pasokan gas bumi yang dialirkan melalui pipa. Analis dari Ciptadana Sekuritas, Arief Budiman, melaporkan bahwa laba bersih PGAS tumbuh 28% year on year (YoY) menjadi US$ 187 juta pada periode ini.
Pendapatan Meningkat
Pendapatan PGAS mencapai US$ 1.839 juta, naik 3,1% YoY, didorong oleh margin distribusi gas yang meluas sebesar 15,6% YoY, menjadi US$ 2 per MMBtu. Meskipun kinerja PGAS tetap solid selama Januari hingga Juni 2024, terdapat penurunan pada kuartal kedua, di mana laba bersih tercatat turun 46% secara kuartalan (qoq) dan 24% YoY menjadi US$ 65 juta.
Tantangan di Kuartal II
Selama kuartal II-2024, pendapatan PGAS mengalami penurunan 6,3% qoq dan 6,7% YoY menjadi US$ 890 juta. Volume penjualan gas juga turun 4% qoq dan 15,6% YoY menjadi 824 BBTUD. Hal ini dipengaruhi oleh hari libur yang lebih banyak di kuartal kedua, mengurangi permintaan tambahan dari pelanggan. Rata-rata harga jual (ASP) juga turun menjadi US$ 7,6 per MMBtu.
Beban operasional (opex) melonjak 66% qoq dan 91% YoY menjadi US$ 75 juta, dipicu oleh kenaikan gaji dan tunjangan serta biaya penurunan nilai aset. Laba operasi PGAS mengalami penurunan 28% qoq dan 12% YoY menjadi US$ 120 juta, dengan margin operasi turun menjadi 13,5%.
Potensi Penjualan LNG
Arief Budiman menilai penjualan Liquefied Natural Gas (LNG) akan menjadi pendorong kinerja PGAS ke depan. Harga gas dari LNG diprediksi lebih tinggi dibandingkan dengan gas pipa, mengingat biaya pendinginan, transportasi, penyimpanan, dan regasifikasi. Pada bulan Mei, PGAS telah mendistribusikan LNG sebesar 45 BBTUD untuk pelanggan di Jawa Barat, jauh melebihi proyeksi awal sebesar 20 BBTUD.
Rekomendasi Investasi
Mengingat kinerja PGAS yang masih sejalan dan potensi penjualan LNG yang meningkat, Arief merekomendasikan untuk membeli saham PGAS dengan target harga lebih tinggi di Rp 1.900 per saham. Selain itu, imbal hasil dividen diharapkan dapat memberikan perlindungan terhadap harga saham.
Analis dari Bahana Sekuritas, Dimas Wahyu Putra, merekomendasikan strategi “Buy on Weakness” untuk PGAS dengan target harga Rp 1.700 per saham. Ia menyarankan investor untuk melakukan stop loss jika harga saham turun di bawah Rp 1.400.
Analisis Teknikal
Secara teknikal, PGAS berada dalam fase kenaikan pada pola broadening wedge dan mendekati area profit taking minor pada MA50 di level 1540. Area akumulasi diprediksi berada di rentang 1450-1500. Indikator Stochastic menunjukkan tren naik dan MACD Histogram juga menunjukkan tren positif.
Dengan perkembangan ini, PGAS tetap optimis untuk menghadapi tantangan di sektor energi dan memanfaatkan peluang penjualan LNG yang semakin menguntungkan. (Zan)