JagatBisnis.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, yang baru dilantik pada Agustus lalu, mengungkapkan komitmennya untuk melakukan perbaikan dalam pengelolaan sektor ESDM. Mandat ini langsung dari Presiden RI Joko Widodo, yang menuntut agar langkah-langkah konkret diambil untuk meningkatkan sektor vital ini.
Tancap Gas Sejak Awal
Bahlil menegaskan bahwa tidak ada alasan untuk menunda perbaikan. “Saya harus tancap gas, melanjutkan apa yang telah dilakukan oleh pemimpin sebelumnya, Pak Arifin, dan memperbaiki aspek-aspek yang belum maksimal,” ujarnya dalam keterangan resmi pada Sabtu (28/9).
Fokus pada Lifting Minyak
Salah satu prioritas Bahlil adalah meningkatkan lifting minyak bumi. Saat ini, konsumsi minyak nasional mencapai 1,5 hingga 1,6 juta barel per hari, sementara produksi hanya sekitar 600 ribu barel per hari. Ketidaksesuaian ini mengakibatkan peningkatan impor minyak yang berdampak negatif pada devisa negara.
Untuk mengatasi masalah ini, Bahlil merencanakan reaktivasi sumur-sumur yang idle serta intervensi pada sumur eksisting menggunakan teknologi terkini. Contohnya, Pertamina telah berhasil meningkatkan produksi di Blok Rokan, Riau, melalui penerapan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR).
Percepatan Perizinan
Bahlil juga menyoroti pentingnya mempercepat proses perizinan di sektor migas. Saat ini, terdapat sekitar 300 izin yang diperlukan untuk eksplorasi minyak dan gas bumi. “Jika pengurusan izin satu per satu memakan waktu satu hari, maka bisa memakan waktu bertahun-tahun,” ungkapnya. Oleh karena itu, ia berencana untuk menyederhanakan proses perizinan agar lebih efisien.
Meskipun layanan perizinan telah terintegrasi dalam Online Single Submission (OSS), Bahlil mengakui bahwa masih banyak yang perlu dilakukan untuk menyempurnakan sistem ini. “Kami akan merapikan proses perizinan secara bertahap untuk mempercepat pengurusan di Kementerian ESDM,” tambahnya.
Mendorong Energi Baru Terbarukan
Selain itu, Bahlil juga berfokus pada peningkatan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional. Saat ini, Indonesia masih kekurangan sekitar 8,1 GW dari target bauran EBT yang seharusnya mencapai 23% pada tahun depan.
“Kita masih memiliki pekerjaan rumah besar dalam mencapai target ini, dan saya bertekad untuk mendorong pencapaian yang lebih baik,” tandasnya.
Kesimpulan
Dengan langkah-langkah strategis yang diambil oleh Menteri Bahlil, diharapkan sektor ESDM Indonesia dapat mengalami perbaikan signifikan. Fokus pada peningkatan produksi minyak, efisiensi perizinan, dan pengembangan energi terbarukan menjadi kunci untuk menjawab tantangan yang dihadapi sektor ini. (Mhd)