Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Optimistis Target Lifting Gas dan Minyak 2025 Tercapai dengan Langkah Strategis

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Optimistis Target Lifting Gas dan Minyak 2025 Tercapai dengan Langkah Strategis. foto dok petrotrainingasia.com

JagatBisnis.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan optimisme tinggi bahwa target produksi gas bumi dan minyak dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 dapat tercapai. Meskipun target lifting gas bumi pada 2025 sedikit lebih rendah dibandingkan target 2024, Bahlil yakin bahwa angka ini masih realistis dan dapat dicapai dengan strategi yang tepat.

Dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR pada Selasa (27/8), Bahlil menjelaskan bahwa target lifting gas bumi untuk RAPBN 2025 adalah sebesar 1,005 juta barel setara minyak per hari (boepd). Ini sedikit menurun dari target APBN 2024 yang sebesar 1,033 juta boepd. Hingga Juli 2024, realisasi lifting gas bumi mencapai 959.900 boepd, atau 92,92% dari target APBN 2024, dengan proyeksi akhir tahun sebesar 990.000 boepd.

“Berdasarkan kajian kami, target lifting gas ini akan lebih realistis dengan kecukupan ketersediaan gas di Indonesia. Meski ada penurunan, kami yakin target ini masih bisa dicapai,” kata Bahlil.

Sementara itu, realisasi lifting minyak bumi hingga Juli 2024 mencapai 568.800 barel minyak per hari (bopd), jauh di bawah target APBN 2024 sebesar 635.000 bopd. Bahlil memproyeksikan bahwa lifting minyak hingga akhir tahun ini akan mencapai sekitar 592.100 bopd. Untuk 2025, target lifting minyak dipangkas menjadi 600.000 bopd, turun dari APBN 2024 sebesar 635.000 bopd.

“Meskipun target minyak kami turunkan, kami tetap optimis dengan catatan-catatan yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan hasilnya,” tambah Bahlil.

Dalam upaya meningkatkan produksi migas domestik, Kementerian ESDM telah menginstruksikan reaktivasi sumur minyak yang tidak aktif. Bahlil menegaskan, “Saya perintahkan sumur-sumur idle yang dikuasai KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) untuk segera dioperasikan, atau izinnya akan dicabut.”

Saat ini, terdapat 16.990 sumur dari total 44.985 sumur di Indonesia yang masuk dalam kategori idle well. Namun, tidak semua sumur ini dapat direaktivasi karena berbagai alasan, seperti potensi subsurface yang tidak ada, keekonomian yang tidak terpenuhi, atau masalah masyarakat.

Reaktivasi sumur idle diharapkan dapat menambah produksi migas tanpa perlu melakukan eksplorasi baru yang memerlukan biaya dan waktu besar. Bahlil menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi untuk meningkatkan ketahanan energi nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor.

Pemerintah juga menetapkan beberapa opsi bagi KKKS dalam mengelola WK (Wilayah Kerja) migas yang idle, seperti:

  • Mengerjakan Sendiri: KKKS dapat langsung menggarap WK idle tersebut.
  • Kerja Sama: Bekerja sama dengan badan usaha lain untuk menerapkan teknologi tertentu.
  • Diambil Alih KKKS Lain: WK idle dapat diusulkan untuk dikelola oleh KKKS lain.
  • Dikembalikan ke Negara: WK idle dapat dikembalikan ke negara untuk dilelang kembali.

Dengan strategi-strategi ini, Bahlil berharap Indonesia dapat meningkatkan produksi migas secara signifikan, mendukung ketahanan energi nasional, dan memperbaiki kinerja sektor migas ke depannya. (Zan)

Baca Juga :   Bahlil Bantah Ketergantungan Berlebihan pada China dalam Tambang Nikel Era Jokowi