JagatBisnis.com – Danantara Indonesia, lembaga investasi negara yang baru dibentuk, dilaporkan tengah menjajaki peluang untuk menanamkan modal dalam kesepakatan antara raksasa teknologi GoTo dan Grab. Menurut laporan Bloomberg pada Jumat (6/6), Danantara saat ini berada pada tahap awal pembicaraan dengan GoTo untuk memperoleh saham minoritas dalam entitas gabungan yang sedang digodok bersama Grab.
Upaya ini dipandang sebagai bagian dari strategi untuk mengatasi kekhawatiran pemerintah Indonesia terkait dominasi asing di sektor teknologi domestik, khususnya jika merger antara GoTo dan Grab benar-benar terjadi. Bloomberg mengutip sumber internal yang mengetahui jalannya negosiasi tersebut.
Kekhawatiran Regulasi Masih Bayangi Merger
Isu penggabungan GoTo dan Grab telah memicu perhatian serius otoritas Indonesia. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) bahkan sudah memulai kajian awal untuk mengevaluasi potensi risiko pasar dari konsolidasi dua pemain besar ini, kendati belum ada pengumuman resmi soal merger.
Sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa Grab menargetkan tercapainya kesepakatan pada kuartal II 2025, dengan valuasi GoTo diperkirakan mencapai sekitar US$ 7 miliar. Namun, proses negosiasi masih menemui hambatan, terutama dari sisi regulasi dan sensitivitas politik dalam negeri.
Peran Strategis Danantara
Diluncurkan pada Februari 2025, Danantara Indonesia dirancang sebagai dana kekayaan negara (sovereign wealth fund) yang bertujuan memperkuat kepemilikan nasional di sektor-sektor strategis, mulai dari industri logam hingga kecerdasan buatan. Model operasinya digadang-gadang menyerupai Temasek, lembaga investasi milik pemerintah Singapura.
Selain mengelola investasi baru, Danantara juga akan menampung kepemilikan pemerintah di sejumlah BUMN strategis. Keterlibatannya dalam kesepakatan GoTo-Grab bisa menjadi langkah awal yang mencerminkan misi utamanya: memperkuat kontrol dan pengaruh negara di sektor ekonomi digital.
Semua Pihak Masih Bungkam
Hingga laporan ini diturunkan, baik GoTo maupun Grab belum memberikan pernyataan resmi terkait kabar merger ataupun kemungkinan investasi dari Danantara. Pihak Danantara Indonesia pun belum merespons permintaan konfirmasi media.
Sementara itu, dinamika pasar terus bergerak. Harga saham GoTo sempat terguncang dalam beberapa pekan terakhir, menyusul bantahan dari Grab atas rumor merger, meski investor asing tetap menunjukkan minat di tengah spekulasi yang berkembang. (Mhd)