JagatBisnis.com – Cirebon — Longsor tragis terjadi di area tambang batu alam Galian C, Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pada Jumat (30/5/2025). Bencana ini menewaskan 17 orang, melukai 4 orang, dan membuat 8 lainnya masih hilang hingga laporan terakhir.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Badan Geologi telah merilis hasil investigasi awal mengenai penyebab longsor. Dalam surat tanggapan resmi yang dirilis Sabtu (31/5), Kepala Badan Geologi M. Wafid menyebutkan tiga faktor utama yang memicu bencana tersebut:
-
Kemiringan lereng tebing yang sangat terjal (> 45 derajat)
-
Metode penambangan undercutting di tambang terbuka
-
Tanah pelapukan dan batuan labil di lokasi kejadian
Zona Longsor Tinggi
Secara geologis, area tersebut terdiri atas batuan Andesit Hipersten, yang mengandung mineral hipersten, plagioklas, dan sedikit kuarsa. Kombinasi kondisi geologi tersebut dengan intensitas curah hujan tinggi menjadikan wilayah ini sangat rentan terhadap gerakan tanah.
Berdasarkan Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Kabupaten Cirebon, lokasi Gunung Kuda tergolong zona kerentanan tinggi. Bahkan dalam peta prakiraan gerakan tanah Jawa Barat untuk Mei 2025, daerah ini masuk kategori potensi longsor tinggi, terutama jika curah hujan melampaui normal.
Imbauan Kewaspadaan dan Evakuasi
Badan Geologi menghimbau masyarakat sekitar untuk mengungsi ke lokasi yang lebih aman, mengingat potensi longsor susulan masih tinggi. Wafid juga menekankan pentingnya pemasangan rambu rawan longsor guna meningkatkan kewaspadaan.
“Evakuasi korban harus dilakukan dengan sangat hati-hati, terutama mengingat kemiringan tebing dan kondisi cuaca. Tidak disarankan melakukan pencarian saat atau setelah hujan deras,” ujar Wafid.
Pihak berwenang juga diminta memperkuat pemantauan dan melakukan edukasi masyarakat mengenai tanda-tanda gerakan tanah dan langkah mitigasi bencana. (Zan)