JagatBisnis.com – Antusiasme tinggi terlihat di iBox Summarecon Mall Serpong, Tangerang, pada Jumat (11/4/2025), saat Apple resmi memasarkan iPhone 16 series di Indonesia. Peluncuran ini menjadi momen yang ditunggu-tunggu, mengingat produk ini telat hadir hingga tujuh bulan sejak dirilis secara global.
Pantauan langsung dari lokasi menunjukkan para Apple fanboy memadati gerai sejak pagi hari, bahkan sebelum jam operasional dimulai. Mereka rela antre demi mendapatkan iPhone 16e, iPhone 16, iPhone 16 Plus, iPhone 16 Pro, dan iPhone 16 Pro Max.
Menariknya, banyak penggemar Apple memilih untuk tidak menunggu iPhone 17 series yang diperkirakan rilis secara global pada September 2025. Kekhawatiran soal potensi keterlambatan distribusi dan lonjakan harga jadi alasan utama mereka.
Tarif Trump dan Ancaman Harga Gila
Salah satu faktor yang memengaruhi keputusan konsumen adalah isu tarif impor yang diberlakukan pemerintah Amerika Serikat, yang populer disebut sebagai “Tarif Trump.” Kebijakan ini mengenakan bea masuk tinggi terhadap produk-produk dari China, termasuk iPhone, yang sebagian besar dirakit di negara tersebut.
“Awalnya saya mau tunggu iPhone 17, tapi dengan situasi tarif sekarang, bisa jadi iPhone selanjutnya lebih mahal,” ujar Sheila, pengguna setia iPhone asal Gading Serpong. Ia memutuskan membeli iPhone 16 Pro Max 512 GB karena butuh kapasitas penyimpanan lebih besar daripada iPhone 15 Pro Max 256 GB miliknya.
Desvia, pengguna iPhone 16 Pro lainnya, menyampaikan kekhawatiran serupa. Menurutnya, tidak ada jaminan iPhone 17 akan langsung masuk ke Indonesia karena bisa kembali terganjal regulasi seperti aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
“Daripada menunggu dan ternyata telat lagi, saya pilih beli sekarang. Apalagi, tarif impor AS lagi ramai, takut harga makin naik,” kata Desvia sambil menunjukkan iPhone barunya dan hadiah tumbler eksklusif dari iBox.
Analis: Harga Bisa Melonjak Tajam
Prediksi dari analis Rosenblatt Securities menguatkan kekhawatiran ini. Jika Apple memutuskan untuk meneruskan beban tarif kepada konsumen, harga iPhone bisa melonjak signifikan. Versi standar iPhone 16 diperkirakan bisa naik dari 799 dolar AS (sekitar Rp 9,5 juta) menjadi 1.500 dolar AS (sekitar Rp 25,9 juta). Untuk varian tertinggi, iPhone 16 Pro Max 1 TB, harganya bahkan bisa menembus Rp 39,7 juta dari sebelumnya Rp 27,6 juta.
Di Indonesia, kenaikan ini akan semakin terasa karena harus ditambah bea masuk, PPN 11 persen, biaya distribusi, dan margin reseller.
Mereka yang Tak Bisa Menunggu
Beberapa pengguna lain yang ditemui di lokasi mengaku memilih iPhone 16 karena kebutuhan mendesak, terutama soal kapasitas penyimpanan.
Koko, misalnya, meng-upgrade dari iPhone 11 Pro 64 GB ke iPhone 16 Pro 128 GB. “HP lama saya sudah sering nge-lag, memorinya penuh terus. Jadi memang sudah waktunya ganti,” ujarnya.
Jonathan dari Jakarta membeli iPhone 16 Pro Max 512 GB untuk istrinya. “Istri saya baru melahirkan, jadi banyak foto dan video. HP lamanya, iPhone 13 Pro Max 128 GB, sudah penuh dan udah empat tahun dipakai,” katanya. Ia juga menjadi pembeli pertama yang keluar dari iBox dengan unit barunya.
Alfian, pengguna lain, memilih iPhone 16 Pro Max 1 TB untuk menggantikan iPhone 11 Pro Max miliknya yang sudah berumur. “Sudah naksir dari awal rilis. Sekarang akhirnya bisa punya, setelah nunggu tujuh bulan,” ujarnya sambil tersenyum.
Kesimpulan: Lebih Baik Beli Sekarang daripada Menyesal Nanti
Meski iPhone 17 tinggal lima bulan lagi diluncurkan, banyak pengguna di Indonesia memilih untuk tak menunggu. Kekhawatiran akan keterlambatan masuk pasar dan naiknya harga akibat kebijakan luar negeri membuat iPhone 16 tetap jadi primadona.
Bagi banyak orang, keputusan membeli iPhone baru bukan semata soal teknologi, tapi juga strategi menghadapi ketidakpastian harga dan regulasi di masa depan. (Mhd)