JagatBisnis.com – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatatkan pendapatan yang lebih tinggi pada tahun 2024, namun laba bersihnya mengalami penurunan yang signifikan. Berdasarkan laporan keuangan tahunan, laba yang diatribusikan kepada entitas induk PTBA tercatat sebesar Rp 5,1 triliun, turun 16,41% dibandingkan tahun 2023 yang mencapai Rp 6,1 triliun.
Meskipun demikian, dari sisi pendapatan (top line), PTBA berhasil mencatatkan pertumbuhan 11,1% YoY menjadi Rp 42,76 triliun pada 2024, dibandingkan dengan pendapatan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 38,48 triliun. Pendapatan utama dari sektor batu bara berkontribusi terbesar, mencapai Rp 42,08 triliun, yang juga mengalami kenaikan 10,82% YoY. Selain itu, PTBA memperoleh pendapatan sebesar Rp 680,96 miliar dari aktivitas lainnya.
Namun, kenaikan pendapatan tersebut diikuti oleh lonjakan pada beberapa pos beban. Beban pokok pendapatan PTBA mengalami kenaikan signifikan sebesar 31,76% YoY menjadi Rp 34,56 triliun. Beban umum dan administrasi juga naik 7,31% menjadi Rp 2,07 triliun, sementara beban penjualan dan pemasaran meningkat 7,31% YoY menjadi Rp 789,01 miliar.
Akibat lonjakan beban ini, laba usaha PTBA terkikis 21,52% YoY menjadi Rp 5,65 triliun pada 2024, dibandingkan dengan laba usaha tahun sebelumnya yang tercatat Rp 7,2 triliun.
Di sisi neraca, PTBA mencatatkan total aset sebesar Rp 41,78 triliun per 31 Desember 2024, meningkat 7,79% YoY dibandingkan dengan total aset pada periode yang sama di 2023 yang sebesar Rp 38,76 triliun. Total liabilitas PTBA per 31 Desember 2024 tercatat sebesar Rp 19,14 triliun, naik 11,28% YoY. Di sisi lain, total ekuitas PTBA menembus Rp 22,64 triliun pada akhir tahun 2024.
Meskipun pendapatan meningkat, lonjakan biaya dan beban operasional yang tinggi telah mempengaruhi kinerja laba PTBA. Perusahaan perlu mengelola beban dengan lebih hati-hati agar dapat mempertahankan profitabilitas di tahun-tahun mendatang. (Mhd)