JagatBisnis.com – Kejadian mengejutkan terjadi pada Sabtu (1/2) sore ketika nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan euro mendadak terlihat menguat tajam hingga sekitar 50% dalam pencarian di Google Finance. Saat itu, rupiah sempat tercatat di level Rp 8.170 per dolar AS dan Rp 8.348 per euro, yang jelas berbeda jauh dengan nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Jumat (31/1), yang berada di kisaran Rp 16.305 per dolar AS.
Perubahan mendadak ini langsung memicu perbincangan hangat di media sosial, bahkan menjadi trending topic di laman X (dahulu Twitter) dengan kata kunci “1 USD.”
Menanggapi fenomena ini, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti, segera memberikan penjelasan. Ia mengungkapkan bahwa lonjakan nilai tukar yang muncul di Google Finance disebabkan oleh kesalahan teknis. “Kesalahan teknis terjadi, dan hanya untuk rupiah terhadap dolar AS dan Euro,” ungkap Destry.
Untuk memberikan klarifikasi, Destry menunjukkan data dari platform lain, seperti Bloomberg dan Yahoo Finance, yang menunjukkan nilai tukar rupiah sebenarnya tetap stabil di sekitar Rp 16.300 per dolar AS pada akhir pekan, sesuai dengan penutupan pasar yang berlaku.
Destry juga menambahkan bahwa Bank Indonesia telah melakukan koordinasi dengan pihak Google untuk memperbaiki dan meng-clear-kan kesalahan tersebut. “Tim kami sedang menghubungi Google untuk meluruskan masalah ini,” tegasnya.
Dengan penjelasan tersebut, diharapkan masyarakat dapat memahami bahwa lonjakan nilai tukar rupiah yang terlihat di Google Finance hanyalah kesalahan teknis dan bukan merupakan indikasi perubahan nilai tukar yang sesungguhnya. (Mhd)