Rupiah Tiba-Tiba Perkasa, Bank Indonesia Ungkap Penyebabnya

Rupiah Tiba-Tiba Perkasa, Bank Indonesia Ungkap Penyebabnya. foto dok adcolaw.com

JagatBisnis.com – Masyarakat dibuat heboh setelah nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan euro mengalami lonjakan mendadak pada Sabtu sore (1/2). Berdasarkan pencarian di Google Finance, rupiah sempat tercatat menguat signifikan, berada di angka Rp 8.170 per dolar AS dan Rp 8.348 per euro. Padahal, pada penutupan perdagangan Jumat (31/1), rupiah tercatat di level Rp 16.305 per dolar AS, melemah 0,30% dibandingkan hari sebelumnya.

Baca Juga :   Tensi Geopolitik Memanas: Rupiah Diambang Ambruk Imbas Serangan Iran ke Israel

Kenaikan nilai tukar yang drastis ini langsung menjadi perbincangan hangat, terutama di media sosial. Topik ini pun sempat menjadi trending di platform X (dahulu Twitter) dengan tagar “1 USD.”

Namun, kegemparan tersebut segera mendapatkan penjelasan dari Bank Indonesia (BI). Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, memberikan klarifikasi bahwa lonjakan nilai tukar yang terlihat di Google Finance merupakan kesalahan teknis.

Baca Juga :   IHSG Dibuka Naik 0,72 Persen, Rupiah Menguat ke Rp 15.955 per Dolar AS: Optimisme Pasar Menguat

“Kesalahan teknis terjadi, dan hanya untuk rupiah terhadap dolar AS dan Euro,” ujar Destry saat memberikan keterangan pada Sabtu sore.

Destry juga membagikan tangkapan layar yang menunjukkan nilai tukar rupiah yang sesungguhnya, berdasarkan data dari Bloomberg dan Yahoo Finance. Di Bloomberg, nilai tukar rupiah tetap berada di kisaran Rp 16.300 per dolar AS, sesuai dengan penutupan perdagangan pada akhir pekan. Sedangkan, Yahoo Finance mencatat rupiah berada di level Rp 16.294 per dolar AS.

Baca Juga :   Tukar Uang Rusak, Kini Bisa Melalui Aplikasi Pintar BI

BI pun kini tengah berkoordinasi dengan Google untuk memperbaiki kesalahan tersebut.

“Tim kami sedang menghubungi Google untuk meng-clear-kan masalah ini,” tambah Destry.

Dengan klarifikasi dari Bank Indonesia, masyarakat diharapkan tidak lagi kebingungan terkait lonjakan nilai tukar rupiah yang tidak wajar tersebut. (Mhd)