Ekbis  

Penurunan Kinerja PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) pada Kuartal III-2024, Laba Bersih Anjlok 32,7%

Penurunan Kinerja PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) pada Kuartal III-2024, Laba Bersih Anjlok 32,7%. foto dok itmg.co.id

JagatBisnis.com – PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), salah satu pemain utama di industri batubara Indonesia, melaporkan penurunan kinerja yang signifikan dalam sembilan bulan pertama tahun 2024. Perusahaan ini mencatatkan laba bersih sebesar US$ 273 juta pada periode yang berakhir 30 September 2024, mengalami penurunan 32,73% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Jika dikonversikan ke dalam rupiah, laba bersih tersebut setara dengan sekitar Rp 4,30 triliun, berdasarkan kurs Rp 15.780 per dolar Amerika Serikat.

Penurunan Pendapatan Batubara Menjadi Pemicu Utama

Penyusutan laba bersih ini tidak terlepas dari penurunan pendapatan bersih yang dialami ITMG, yang turun 9,34% yoy dari US$ 1,82 miliar pada kuartal III-2023 menjadi US$ 1,65 miliar pada kuartal III-2024. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan penjualan batubara, yang berkontribusi besar terhadap pendapatan perusahaan.

Pada periode yang sama, pendapatan batubara dari pihak ketiga merosot 9,77% yoy, menjadi US$ 1,57 miliar, sementara pendapatan dari pihak berelasi juga mengalami penurunan sebesar 12,58% yoy, mencapai US$ 70,99 juta. Pendapatan dari sektor lainnya, termasuk jasa pihak ketiga dan lain-lain, masing-masing tercatat sebesar US$ 3,99 juta dan US$ 9,52 juta, tetapi kontribusinya sangat kecil dibandingkan dengan pendapatan batubara.

Baca Juga :   Prospek PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) di Semester II 2024: Tantangan dan Peluang

Beban Pokok dan Laba Kotor Menurun

Sejalan dengan penurunan pendapatan, beban pokok pendapatan ITMG turut mengalami penyusutan, meskipun penurunan ini hanya sebesar 3,30% yoy, dari US$ 1,21 miliar menjadi US$ 1,17 miliar. Namun, laba kotor ITMG terpangkas cukup signifikan, turun 21,41% yoy dari US$ 610,19 juta pada kuartal III-2023 menjadi US$ 479,50 juta pada periode yang sama tahun 2024.

Selain itu, ITMG juga mencatatkan kenaikan beban penjualan yang cukup tajam, yakni 43,46% yoy, menjadi US$ 130,35 juta hingga akhir September 2024. Hal ini berimbas pada turunnya laba periode berjalan yang mengalami penurunan sebesar 32,72% yoy, dari US$ 405,46 juta pada kuartal III-2023 menjadi US$ 272,76 juta pada 30 September 2024.

Baca Juga :   Prospek Kinerja PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) pada Semester II 2024: Optimisme di Tengah Tantangan

Kinerja Aset dan Liabilitas

Pada 30 September 2024, total aset ITMG tercatat sebesar US$ 2,34 miliar, sementara liabilitas perusahaan tercatat US$ 507,65 juta. Dengan demikian, ekuitas ITMG berada di posisi US$ 1,83 miliar. Kas dan setara kas perusahaan pada akhir periode tercatat cukup solid, mencapai US$ 963,58 juta, memberikan indikasi bahwa perusahaan masih memiliki likuiditas yang cukup untuk menghadapi tantangan ke depan.

Pergerakan Harga Saham ITMG

Meski mengalami penurunan kinerja keuangan, harga saham ITMG justru mengalami sedikit kenaikan sebesar 2,19% pada perdagangan Selasa (12/11), ditutup pada harga Rp 25.700 per saham. Namun, secara year-to-date (YTD), pergerakan harga saham ITMG hanya mencatatkan kenaikan tipis sebesar 0,19%, menunjukkan adanya ketidakpastian di pasar saham meskipun perusahaan tetap memiliki basis yang kuat dalam hal aset dan likuiditas.

Baca Juga :   Kinerja Indo Tambangraya Megah (ITMG) Diprediksi Masih Tertekan pada 2024

Prospek dan Tantangan ke Depan

Penurunan kinerja ITMG pada 2024 menjadi gambaran tantangan yang dihadapi oleh industri batubara global, yang menghadapi berbagai dinamika harga komoditas dan kebijakan energi global. ITMG, yang sebagian besar pendapatannya masih bergantung pada sektor batubara, harus menghadapi potensi penurunan permintaan dan fluktuasi harga batubara di pasar internasional.

Namun, dengan likuiditas yang kuat dan posisi aset yang solid, ITMG masih memiliki ruang untuk mengoptimalkan operasi dan menghadapi tantangan pasar di sisa tahun 2024. Untuk para investor, kinerja kuartal III-2024 ini bisa menjadi pertimbangan dalam melihat prospek jangka panjang perusahaan, terutama dengan ketergantungan besar terhadap pasar batubara yang volatil. (Zan)