JagatBisnis.com – PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) diperkirakan akan mengalami peningkatan kinerja pada semester II 2024, didorong oleh kenaikan harga jual rata-rata (average selling price/ASP) dan pertumbuhan permintaan dari pasar ekspor. Para analis menunjukkan optimisme terhadap prospek perusahaan ini, meskipun tantangan di pasar global tetap ada.
Sukarno Alatas, Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, mengungkapkan bahwa prospek pertumbuhan kinerja ITMG masih cerah hingga akhir tahun. Hal ini berkaitan dengan potensi peningkatan harga batubara, terutama di pasar China, yang sedang mengalami penurunan produksi akibat cuaca buruk dan peningkatan inspeksi keselamatan di tambang. “Proyeksi ASP dapat meningkat menjadi US$ 97 per ton jika harga bertahan di level rata-rata US$ 140,” jelasnya.
Sementara itu, analis Mirae Asset Indonesia, Rizkia Darmawan, mencatat bahwa harga batubara Newcastle telah meningkat, mencapai rata-rata US$ 134 per ton hingga Agustus 2024. Harga ini melonjak 8% pada bulan Agustus, seiring dengan meningkatnya permintaan untuk persiapan musim dingin. “Kami mempertahankan perkiraan untuk rata-rata harga batubara Newcastle di 2024 pada kisaran US$ 130 – US$ 140 per ton,” ungkapnya.
Dengan asumsi ASP di level US$ 97 per ton, pendapatan ITMG di semester II diharapkan tumbuh 2% dari semester I 2024, dengan laba bersih diperkirakan naik 1,3%. Namun, secara keseluruhan, pendapatan ITMG diprediksi turun 11% year-on-year (YoY) dan laba bersih turun 49% YoY untuk tahun 2024.
Permintaan batubara global, khususnya dari Indonesia, juga tetap positif. Indonesia, sebagai pemasok utama bagi China dan India, diuntungkan oleh peralihan China dari batubara Australia dan sanksi terhadap Rusia yang membatasi ekspor. “Kami memperkirakan ekspor batubara akan tumbuh sebesar 3% YoY, mencapai 418 juta ton pada tahun 2024,” tambah Rizkia.
Analis Phillip Sekuritas Indonesia, Helen, menambahkan bahwa permintaan batubara global diperkirakan tetap stabil pada 2024 dan 2025. Peningkatan kebutuhan listrik di negara-negara besar diharapkan dapat mengimbangi penurunan dari sektor energi terbarukan dan pemulihan tenaga air.
Dari sisi keuangan, Helen mencatat bahwa posisi kas ITMG tetap kuat, mencapai US$ 877 juta pada semester I 2024, yang memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan rasio pembayaran dividen yang menguntungkan. ITMG telah mengumumkan dividen tunai interim sebesar US$ 90 juta untuk tahun fiskal 2024, mewakili 70% dari laba bersihnya pada semester I 2024.
Ke depan, prospek jangka panjang ITMG terlihat menjanjikan, terutama dengan diversifikasi ke Energi Baru Terbarukan (EBT). ITMG meningkatkan kepemilikannya di PT Cahaya Power Indonesia, anak perusahaan yang bergerak di bidang energi surya, menjadi 79,5%. Langkah ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk beradaptasi dengan tren energi yang berkelanjutan.
Dengan pandangan optimis dari para analis, baik Sukarno maupun Helen mempertahankan rekomendasi “hold” untuk saham ITMG, dengan target harga masing-masing Rp 28.700 dan Rp 28.000. Mirae Asset Sekuritas juga mempertahankan peringkat “hold” dengan target harga Rp 25.900.
Dengan semua faktor ini, ITMG diharapkan dapat beradaptasi dan tetap kompetitif di pasar batubara yang dinamis, sembari mengejar peluang baru di sektor energi terbarukan. (Hky)