Ekbis  

Pertumbuhan Positif Ekspor Kopi Indonesia di Pasar Internasional

Pertumbuhan Positif Ekspor Kopi Indonesia di Pasar Internasional. foto dok banyuwangikab.go.id

JagatBisnis.com – Komoditas kopi buatan Indonesia menunjukkan perkembangan yang menggembirakan di pasar internasional. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa sepanjang Januari hingga September 2023, ekspor kopi Indonesia mencapai 342.330 ton dengan nilai mencapai US$ 1,49 miliar. Angka ini meningkat 29,56% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Di sisi lain, selama periode yang sama pada 2024, Indonesia juga mengimpor kopi sebanyak 67.650 ton senilai US$ 319,84 juta. Meskipun ada impor, neraca perdagangan kopi Indonesia tetap surplus sebesar US$ 1,17 miliar, menandakan kesehatan industri kopi nasional.

Baca Juga :   Inflasi Juni 2024 Turun Menjadi 2,51% YoY, Deflasi Bulanan Terjadi

Kopi robusta menjadi bintang utama dalam ekspor, mendominasi dengan volume 148.380 ton, diikuti oleh olahan kopi berbasis ekstrak dan kopi instan. Filipina menjadi negara tujuan ekspor terbesar dengan volume 85.000 ton, diikuti oleh Amerika Serikat, Malaysia, dan negara lainnya.

Ketua Departemen Specialty & Industri BPP Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), Moelyono Soesilo, menjelaskan bahwa lonjakan nilai ekspor kopi berkaitan erat dengan kenaikan harga kopi robusta di pasar internasional, yang mencapai puncaknya di US$ 5.300 per ton pada September 2024. “Tren harga kopi robusta kemungkinan akan cenderung stabil di kisaran level US$ 4.000 per ton untuk beberapa waktu mendatang,” ujarnya.

Baca Juga :   Politisi PKS: Pertumbuhan Kelas Menengah di Indonesia dapat Menjaga Stabilitas Ekonomi

Namun, meskipun nilai ekspor menunjukkan kenaikan, volume ekspor kopi nasional tidak mengalami peningkatan signifikan dan sempat mengalami penurunan selama Januari hingga Juli 2024. Ekspor kopi ke Eropa juga mengalami kelemahan, terutama akibat penundaan kebijakan UU Antideforestasi Uni Eropa, yang mungkin akan menyebabkan lonjakan stok kopi di Eropa pada bulan November mendatang.

Baca Juga :   Tingkat Kemiskinan di Indonesia pada Maret 2024 Capai Terendah dalam 10 Tahun Terakhir

Para eksportir kopi masih memprioritaskan pasar tradisional seperti Asia Tenggara, Amerika Serikat, dan Jepang. Permintaan di pasar-pasar ini tetap stabil meskipun tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya. Moelyono menekankan bahwa eksportir harus bersaing dengan kopi robusta dari negara lain dan lebih memprioritaskan penjualan di pasar domestik sebelum memenuhi permintaan ekspor.

Dengan perkembangan positif ini, industri kopi Indonesia berpotensi untuk terus berkembang dan memperkuat posisinya di pasar global. (Hky)