JagatBisnis.com – Komoditas minyak dan gas (migas) diprediksi memiliki prospek yang lebih baik dalam waktu dekat, didorong oleh sejumlah faktor termasuk ketegangan geopolitik dan perubahan cuaca. Sutopo Widodo, Presiden Komisioner HFX International Berjangka, menyatakan bahwa kondisi ini meningkatkan permintaan dan mempengaruhi harga komoditas migas secara positif.
Dalam sepekan terakhir, harga minyak WTI mengalami lonjakan sebesar 4,39%, sementara batubara meningkat 5,71% per Rabu (9/10) pukul 19.56 WIB. Di sisi lain, harga CPO hanya naik 1,31%, dan harga emas justru mengalami penurunan sebesar 1,63%.
Sutopo menjelaskan bahwa meskipun prospek migas terlihat lebih menjanjikan, bukan berarti prospek untuk komoditas lain seperti CPO dan emas sepenuhnya buruk. Misalnya, harga CPO terangkat dari titik terendah MYR 4.241, berkat kekuatan minyak kedelai di pasar Chicago. Sementara itu, harga emas stabil di sekitar US$ 2.620 per ons troi, meskipun ada penguatan dolar AS akibat pasar yang mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga dari Federal Reserve.
Namun, Sutopo mengingatkan bahwa potensi emas sebagai aset lindung nilai mungkin mulai kehilangan daya tarik pada level harga tinggi, mengingat investor membutuhkan margin yang lebih besar untuk berinvestasi.
Melihat situasi saat ini, Sutopo memperkirakan target harga di akhir tahun untuk minyak berada di level US$ 75 per barel, batubara di US$ 153 per ton, CPO di MYR 4.500 per ton, dan emas di US$ 2.700 per ons troi.
Dengan berbagai faktor pendorong ini, komoditas migas tampaknya akan tetap menjadi primadona di pasar, memberikan peluang yang menarik bagi para investor. (Hky)