JagatBisnis.com – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia menargetkan kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) mencapai 5 gigawatt (GW) pada tahun 2030. Target ambisius ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi, dalam acara “Penguatan Pengembangan Energi Angin di Indonesia” yang diadakan di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, pada Kamis (26/9).
Menurut Eniya, pemerintah saat ini bersama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sedang menyusun Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) untuk periode 2025-2035, serta Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN). “RUKN sedang dibahas dan akan dilanjutkan dengan penyusunan RUPTL. Dalam rencana ini, kami menargetkan 5 GW dari sumber energi angin hingga tahun 2030,” ungkapnya.
Potensi Energi Angin yang Besar
Indonesia memiliki potensi sumber daya angin yang sangat besar, menjadikannya sebagai sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) terbesar kedua setelah energi surya. Berdasarkan data Kementerian ESDM, potensi total angin di Indonesia mencapai 154,6 GW, dengan rincian 60,4 GW untuk angin onshore dan 94,2 GW untuk angin offshore.
Daerah timur Indonesia, termasuk Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara, menyumbang sekitar 40% dari total potensi angin nasional. Namun, pemanfaatan potensi ini masih sangat minim, dengan kapasitas terpasang PLTB hingga tahun 2024 hanya sebesar 152,3 MW.
PLTB sebagai Daya Tarik Wisata
Eniya juga mencatat bahwa PLTB tidak hanya berfungsi sebagai sumber energi, tetapi juga berpotensi menjadi daya tarik wisata, mirip dengan apa yang terjadi di Eropa, terutama di Belanda. Banyak lokasi PLTB yang berada di daerah wisata, seperti wilayah Indonesia Timur, Kalimantan Selatan, dan Jawa bagian selatan.
Target Jangka Panjang
Pemerintah juga memiliki rencana jangka panjang, menargetkan kapasitas terpasang PLTB mencapai 37 GW pada tahun 2060. Eniya menekankan bahwa untuk mencapai target-target ini, kolaborasi dan kerja sama dengan dunia internasional sangat diperlukan untuk mendorong pengembangan EBT, terutama yang berasal dari energi angin.
Dengan langkah-langkah ini, Indonesia berupaya memperkuat posisi sebagai salah satu pemimpin dalam pengembangan energi terbarukan, sekaligus mendukung keberlanjutan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi. (Hky)