Investasi Energi Geothermal Meningkat: 5 Perusahaan Siap Garap Proyek Rp 27 Triliun.

Investasi Energi Geothermal Meningkat: 5 Perusahaan Siap Garap Proyek Rp 27 Triliun. foto dok environment-indonesia.com

JagatBisnis.com – Investasi di sektor energi baru dan terbarukan (EBT), khususnya energi panas bumi atau geothermal, semakin diminati oleh investor. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) baru saja mengumumkan lima pemenang lelang untuk Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dan Wilayah Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi (WPSPE) pada 2024, dengan total investasi mencapai Rp 27 triliun.

Potensi dan Investasi Besar

Kelima perusahaan yang terlibat dalam pengembangan ini, termasuk Sinarmas dan Medco, akan mengelola potensi 320 megawatt (MW) dengan total investasi mencapai US$1,82 miliar (setara Rp 27,91 triliun). “Bapak Presiden menghargai penetapan badan usaha yang berasal dari dalam dan luar negeri sebagai pemenang lelang di tujuh wilayah panas bumi,” ujar Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.

Baca Juga :   Indonesia dan Jepang Tandatangani MoC untuk Percepat Transisi Energi

Beberapa rincian pemenang lelang meliputi:

  • WKP Cisolok-Sukarame (40 MW): PT Daya Anugrah Sejati Utama, Sinarmas, dengan investasi US$210,5 juta.
  • WKP Nage (40 MW): PT Daya Anugerah Sejati Utama, Sinarmas, dengan investasi US$205,7 juta.
  • WKP Hu’u Daha (60 MW): PT Sumbawa Timur Mining, investasi US$404,4 juta.
  • WKP Toka Tindung (40 MW) dan WPSPE Koto Sani Tanjung Bingkung (40 MW): PT EDC Indonesia, masing-masing dengan investasi US$228 juta.
  • WPSPE Bora Pulu (40 MW) dan WPSPE Samosir (40 MW): PT Medco Power Indonesia, total investasi sekitar US$431 juta.

Mendorong Investasi Melalui Relaksasi Perizinan

Untuk mendukung investasi di sektor panas bumi, pemerintah sedang mempertimbangkan relaksasi perizinan. Langkah ini diharapkan dapat mengatasi kendala waktu yang sering menjadi penghalang bagi investor. Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya mempercepat proses perizinan, karena saat ini pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) memerlukan waktu hingga 5-6 tahun.

Baca Juga :   Potensi Besar Cekungan Migas Indonesia: 53% Belum Dieksplorasi

“Bayangkan untuk mulai konstruksi saja 5 tahun – 6 tahun. Tentu ini membuat investor ragu,” kata Jokowi pada agenda IIGCE 2024 di Jakarta. Dia menyoroti bahwa Indonesia memiliki potensi geothermal yang sangat besar, mencapai 24 gigawatt (GW), namun pengembangannya belum maksimal.

Peluang dan Tantangan

Menteri Bahlil menambahkan bahwa Indonesia memiliki potensi geothermal terbesar di dunia, menyumbang sekitar 40% dari total potensi global. Meskipun saat ini kapasitas PLTP mencapai 2,6 GW, yang menjadikannya nomor dua terbesar di dunia, masih ada tantangan terkait perizinan dan syarat yang rumit.

Baca Juga :   Pemerintah Rencanakan Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air di Sumatra dan Aceh

“Waktu eksplorasi lapangan panas bumi membutuhkan 2-3 tahun, sedangkan pembangunan konstruksi baru dapat dilakukan pada tahun ke-6. Ini merupakan kendala bagi Indonesia dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060,” kata Bahlil.

Pemerintah berkomitmen untuk memangkas syarat dan waktu yang diperlukan, sehingga investor tidak perlu ragu untuk berinvestasi. Dengan langkah-langkah konstruktif ini, diharapkan sektor geothermal dapat berkembang lebih cepat dan berkontribusi signifikan terhadap ekonomi dan keberlanjutan energi di Indonesia.

Dengan investasi besar dan kebijakan yang mendukung, masa depan energi geothermal di Indonesia terlihat semakin cerah. (Hky)