JagatBisnis.com – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia semakin memprihatinkan. Data terbaru dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa hingga pekan ke-33 tahun 2024, terdapat 181.079 kasus DBD dengan 1.079 kematian. Angka ini melonjak drastis dibandingkan jumlah keseluruhan kasus sepanjang tahun 2023 yang tercatat sebanyak 44.438 kasus dan 322 kematian.
Kota Bandung Paling Terkena Dampak
Kota Bandung saat ini mencatatkan jumlah kasus DBD tertinggi dengan 46.594 kasus dan 281 kematian. Mengingat situasi ini, kampanye pencegahan terbaru bertema “Langkah Bersama Cegah DBD” diadakan di Bandung, setelah sebelumnya dilaksanakan di Surabaya dan Jakarta. Kampanye ini merupakan hasil kemitraan antara PT Takeda Innovative Medicines, Kementerian Kesehatan, pemerintah daerah, dan berbagai pemangku kepentingan setempat.
Pentingnya Pencegahan dan Kolaborasi
Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, menekankan bahwa DBD adalah penyakit serius yang dapat menjangkit siapa saja di Indonesia, tanpa memandang usia atau lokasi. “Anak-anak sekolah dan pekerja dewasa adalah yang paling rentan. DBD juga menjadi salah satu penyebab utama kematian pada anak-anak,” ujar Andreas dalam rilis pada Minggu, 8 September 2024.
PT Takeda berkomitmen sebagai mitra jangka panjang dalam melawan DBD, melalui pencegahan inovatif dan sinergi dengan berbagai pihak. “Dengan kolaborasi yang kuat antara sektor swasta, pemerintah pusat, daerah, tenaga kesehatan, dan masyarakat, kita dapat membuat perubahan signifikan,” tambah Andreas.
Tantangan dan Upaya di Jawa Barat
R. Vini Adiani Dewi, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, mengungkapkan tantangan besar dalam mengendalikan DBD di daerahnya. “Hingga awal September, kami mencatat 47.525 kasus DBD dengan 286 kematian. Program pengendalian vektor dan peningkatan kesadaran masyarakat terus dilakukan, namun pencegahan DBD adalah tanggung jawab bersama,” katanya.
Strategi Nasional dan Kesadaran Masyarakat
Anas Ma’ruf, Plt. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan, menjelaskan bahwa Indonesia menghadapi beban signifikan akibat DBD dengan ribuan kasus yang dilaporkan setiap tahun. Pemerintah telah menyusun strategi nasional yang komprehensif, termasuk penguatan sistem surveilans, pengendalian vektor, dan pemberdayaan masyarakat melalui Strategi Nasional Pengelolaan Dengue 2021-2025. “Kami berkomitmen untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat DBD secara berkelanjutan,” ujarnya.
Mengatasi Miskonsepsi dan Pentingnya Vaksinasi
Dokter spesialis anak, Buti A. Azhali, menyoroti banyaknya miskonsepsi di masyarakat mengenai DBD. “Ada anggapan bahwa setelah terinfeksi DBD, seseorang sudah kebal. Padahal, karena adanya empat serotipe virus dengue, infeksi bisa berulang dan bahkan lebih parah,” jelasnya. Ia menekankan pentingnya langkah-langkah pencegahan yang tepat, termasuk metode vaksinasi, untuk melawan penyakit ini secara efektif.
Kampanye “Langkah Bersama Cegah DBD” di Bandung diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan memperkuat upaya pencegahan di tengah lonjakan kasus DBD yang mengkhawatirkan ini. (Zan)