Luhut Pandjaitan Tegaskan Moratorium Perkebunan Sawit: Fokus pada Peningkatan Produktivitas dan Peluang Biodiesel

Luhut Pandjaitan Tegaskan Moratorium Perkebunan Sawit: Fokus pada Peningkatan Produktivitas dan Peluang Biodiesel. foto dok astra-agro.co.id

JagatBisnis.com – Indonesia, sebagai produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia, saat ini memiliki lahan perkebunan kelapa sawit yang mencakup 16 juta hektare. Dalam sebuah pernyataan tegas yang disampaikan pada agenda Indonesia International Sustainability Forum 2024 pada Jumat, 6 September, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa pemerintah tidak akan memperluas lahan perkebunan sawit di negara ini.

Moratorium Berjalan, Evaluasi Menanti

Luhut menegaskan bahwa pemerintah telah menetapkan moratorium terhadap ekspansi lahan perkebunan sawit melalui Instruksi Presiden (Inpres) No.8/2018. Moratorium ini dirancang untuk menunda dan mengevaluasi perizinan perkebunan kelapa sawit serta meningkatkan produktivitas perkebunan yang sudah ada. Namun, perlu dicatat bahwa Inpres ini akan berakhir pada 19 September 2024, dan hingga saat ini belum ada keputusan resmi mengenai perpanjangan kebijakan tersebut.

Baca Juga :   Indonesia Ambil Alih Pengaturan Penerbangan dari Singapura: Luhut Pandjaitan Optimis Bakal Dampak Positif

“Meskipun moratorium akan segera berakhir, kami tetap berkomitmen untuk tidak memperluas lahan kelapa sawit lebih lanjut. Fokus kami adalah pada pemeliharaan dan peningkatan produktivitas lahan yang ada,” ujar Luhut.

Tantangan dan Peluang: Peningkatan Produktivitas dan Biodiesel

Menurut Luhut, tantangan utama pemerintah saat ini adalah meningkatkan produktivitas dari lahan kelapa sawit yang ada. Indonesia memiliki potensi besar untuk mengeksplorasi produksi bahan bakar nabati (BBN) atau biodiesel, yang dapat memberikan dampak positif bagi ekonomi negara.

Baca Juga :   Indonesia Ambil Alih Pengaturan Penerbangan dari Singapura: Luhut Pandjaitan Optimis Bakal Dampak Positif

Dengan target produksi 5 ton sawit per hektare dari total 16 juta hektare lahan, Indonesia berpotensi menghasilkan angka yang sangat signifikan. “Anda dapat membayangkan, jika setiap hektare dapat menghasilkan 5 ton sawit, maka totalnya adalah 80 juta ton. Ini adalah angka yang sangat besar dan dapat memberikan kontribusi signifikan untuk pertumbuhan ekonomi negara kita,” jelas Luhut. Dia berharap bahwa pencapaian ini dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk mencapai angka 6% hingga 7% dalam waktu 10 tahun ke depan.

Baca Juga :   Indonesia Ambil Alih Pengaturan Penerbangan dari Singapura: Luhut Pandjaitan Optimis Bakal Dampak Positif

Komitmen Terhadap Lingkungan dan Kesejahteraan

Pernyataan Luhut juga menegaskan komitmen pemerintah terhadap isu-isu lingkungan yang sering kali terkait dengan industri kelapa sawit, termasuk kekhawatiran mengenai deforestasi. Pemerintah berupaya memastikan bahwa industri sawit tidak akan menambah masalah deforestasi dan tetap berfokus pada pengelolaan yang berkelanjutan.

Dengan berbagai langkah yang diambil, Indonesia berupaya menjaga keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan tanggung jawab lingkungan, sambil memanfaatkan potensi besar dari sektor kelapa sawit untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. (Mhd)