Survei Goodstats: Le Minerale Terpilih Jadi Pengganti Produk yang Terafiliasi Israel

JagatBisnis.com – Di tengah maraknya gerakan boikot terhadap produk multinasional yang diduga terafiliasi Israel, Le Minerale menjadi pilihan utama masyarakat berdasarkan survei terbaru dari GoodStats. Air minum dalam kemasan (AMDK) milik Indonesia ini menjadi alternatif pengganti utama dengan pencapaian pilihan sebesar 47, persen. Selanjutnya, secara berurutan ada brand Cystaline, Pristine, Cleo, Club, Prima dan Amidis.

Managing Editor GoodStats, Iip Aditiya menyatakan, hasil survei ini menegaskan keberhasilan Le Minerale dalam mengukuhkan diri sebagai pilihan utama masyarakat. Hasil survei tersebut juga mempertegas produk AMDK ini berhasil mengambil peran sebagai produk pilihan utama masyarakat yang punya komitmen untuk mendukung Palestina.

Baca Juga :   Waspadai, Penyakit Terkait BPA pada Galon Guna Ulang

“Sebagai merek asli Indonesia, produk AMDK ini mendapatkan kepercayaan konsumen yang sejalan dengan pemerintah dan mengecam tindakan Israel terhadap Palestina. Sehingga merek ini semakin populer di kalangan masyarakat dan berhasil menggantikan posisi produk multinasional yang terkena boikot,” kata Iip di Jakarta, Selasa (27/8/2024).

Sementara itu, Sosiolog UIN Sunan Gunung Jati, Dede Syarif menambahkan, dukungan masyarakat terhadap gerakan boikot Israel “sangat kuat”. Hal itu karena adanya pilihan produk alternatif yang tersedia di pasar. Apalagi, kini masyarakat semakin percaya pada produk asli Indonesia yang tidak kalah berkualitas.

Baca Juga :   Le Minerale Salurkan Bantuan pada Pejuang Keluarga

“Gerakan boikot ini turut mendorong masyarakat untuk mengalihkan konsumsinya ke produk lokal. Orang akan memilah boikot pada produk yang ada substitusinya. Maka, pergeseran ini menjadi bukti nyata konsumen Indonesia semakin menghargai dan bangga dengan produk dalam negeri,” ujar Dede.

Pada kesempatan yang sama, Dosen Branding dan Komunikasi dari Universitas Pembangunan Jaya, Algooth Putranto mengungkapkan, saat ini lebih mudah untuk melakukan boikot dibandingkan 10 tahun yang lalu. Karena saat ini banyak tersedia pilihan produk pengganti. Gerakan boikot ini tidak hanya menunjukkan solidaritas terhadap Palestina, tetapi juga menjadi momentum bagi produk-produk lokal untuk lebih bersinar di pasar domestik.

Baca Juga :   Dilarang di Negara Maju, Pakar Polimer Ini Abaikan Bahaya BPA

“Sekarang, dukungan publik semakin besar terhadap produk lokal. Sehingga dapat menjadikan brand lokal mengukuhkan posisinya sebagai pemain utama dalam persaingan di pasar dalam negeri,” tutup Algooth. (eva/jba)