Kenaikan Harga Kakao Global: Dampak pada Industri dan Upaya Penanggulangan

Kenaikan Harga Kakao Global: Dampak pada Industri dan Upaya Penanggulangan. foto dok bisip.bsip.pertanian.go.id

JagatBisnis.com – Harga kakao global mengalami lonjakan tajam sepanjang tahun 2024, mencatat kenaikan signifikan yang berdampak pada industri yang bergantung pada komoditas ini. Berdasarkan data dari Trading Economics, harga kakao melonjak 159,26% year on year (YoY), mencapai US$ 8.848,4 per ton pada 17 Agustus 2024. Dalam sebulan terakhir saja, harga kakao naik sebesar 13,96%.

Ketua Umum Dewan Kakao Indonesia (Dekaindo), Soetanto Abdullah, menjelaskan bahwa kenaikan harga ini disebabkan oleh penurunan pasokan dari dua negara produsen utama kakao, Pantai Gading dan Ghana. Selain faktor cuaca yang tidak menentu, pasokan kakao juga terganggu oleh serangan penyakit Cocoa Swollen Shoot Virus (CSSV), yang menyebabkan batang pohon kakao membesar hingga akhirnya mati. “Otoritas Ghana melaporkan bahwa 81% dari wilayah sentra produksi kakao mereka terkena dampak CSSV,” kata Soetanto pada 16 Agustus 2024.

Baca Juga :   Harga Kakao Meroket, Kemenperin Siapkan Strategi Jaga Industri Cokelat RI

Lonjakan harga kakao ini, meskipun memberikan keuntungan bagi petani kakao Indonesia, yang semakin semangat merawat kebun dan menanam kakao, juga menghadapi tantangan besar bagi industri pengguna kakao. Meskipun permintaan kakao di Indonesia tetap stabil, produksi dalam negeri tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan industri. Pada 2023, Indonesia terpaksa mengimpor 276.683 ton biji kakao.

Baca Juga :   Harga Kakao Meroket, Kemenperin Siapkan Strategi Jaga Industri Cokelat RI

Kenaikan harga kakao global berimbas pada peningkatan biaya produksi bagi industri pengguna kakao, yang pada akhirnya mempengaruhi harga produk olahan kakao di pasar. Untuk menghadapi fluktuasi harga ini, banyak produsen kakao yang menggunakan skema kontrak berjangka. Skema ini memungkinkan mereka membeli kakao dengan harga saat ini untuk pengiriman tiga bulan mendatang, sehingga dampak kenaikan harga dapat diminimalisir.

Baca Juga :   Harga Kakao Meroket, Kemenperin Siapkan Strategi Jaga Industri Cokelat RI

“Biasanya, analisis supply dan demand untuk tiga bulan ke depan sudah dilakukan sehingga harga dapat ditetapkan sebelumnya,” tambah Soetanto.

Dalam menghadapi tantangan ini, sektor kakao Indonesia berusaha menyeimbangkan antara keuntungan yang diperoleh petani dan dampak pada industri pengguna kakao. Dengan adanya upaya mitigasi melalui kontrak berjangka dan penyesuaian strategi produksi, industri kakao diharapkan dapat menavigasi situasi harga yang tidak menentu ini dengan lebih efektif. (mhd)