Menyoroti Tantangan dan Upaya Peningkatan Produksi Minyak Menuju Target 1 Juta Barel per Hari

Menyoroti Tantangan dan Upaya Peningkatan Produksi Minyak Menuju Target 1 Juta Barel per Hari. foto dok esdm.go.id

JagatBisnis.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengakui bahwa mencapai target produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari pada tahun 2030 bukanlah tugas yang mudah. Dalam pernyataan terbaru di Bojonegoro pada Jumat (9/8), Arifin menggarisbawahi tantangan besar yang dihadapi dalam upaya mencapai target ambisius ini.

“Bagaimana kita bisa mengejar target produksi minyak ini merupakan tantangan besar. Pemerintah selalu terbuka untuk mendengarkan masukan dari para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKS). Kami berkomitmen untuk berkomunikasi secara intensif dengan SKK Migas dan Direktorat Jenderal Migas untuk membahas langkah-langkah yang diperlukan guna meningkatkan produksi, baik dari lapangan yang sudah ada maupun lapangan-lapangan baru,” ungkap Arifin.

Baca Juga :   ESDM: Tambahan Produksi Minyak Lebih dari 100.000 Barel per Hari di 2024-2027

Arifin menekankan pentingnya kolaborasi dan inovasi dalam meningkatkan produksi minyak. Dia menegaskan, prinsip dasar dari upaya ini adalah membangun ketahanan energi sembari menciptakan peluang bisnis dengan prinsip win-win untuk semua pihak terkait. Upaya tersebut melibatkan tidak hanya pengembangan lapangan minyak yang sudah ada, tetapi juga eksplorasi seismik baru yang diharapkan dapat mempercepat deteksi sumber-sumber minyak baru.

“Pemerintah berharap hasil dari kegiatan seismik yang dilakukan pada tahun 2020 akan menghasilkan lima wilayah potensi baru yang dapat segera dieksplorasi. Hal ini penting untuk mendapatkan kepastian mengenai potensi cadangan minyak baru,” tambah Arifin.

Baca Juga :   Proyek BUIC Blok Cepu: Tambahan Produksi Minyak yang Janjikan Penerimaan Negara dan Capaian Nasional

Hingga semester pertama tahun 2024, realisasi produksi minyak nasional tercatat mencapai 578 ribu barel per hari (bph), mengalami penurunan sebesar 4,53% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang mencapai 605 ribu bph. Penurunan produksi minyak ini menjadi tren yang konsisten dalam lima tahun terakhir, mencerminkan tantangan signifikan yang dihadapi sektor migas.

Data historis menunjukkan penurunan produksi minyak yang signifikan sejak tahun 2020:
– 2020: 708 ribu barel per hari (mbopd)
– 2021: 659 mbopd
– 2022: 612 mbopd
– 2023: 606 mbopd
– Hingga Juni 2024: 578 mbopd

Baca Juga :   Produksi Minyak di Jatim Lampaui Target, Bukti Kebangkitan Ekonomi

Penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk berkurangnya produksi dari lapangan-lapangan yang sudah tua dan keterlambatan dalam menemukan lapangan minyak baru. Meskipun kondisi ini menunjukkan penurunan dalam produksi minyak, Arifin juga mencatat bahwa produksi gas bumi menunjukkan tren kenaikan setelah sempat mengalami penurunan.

Dalam menghadapi tantangan ini, pemerintah sedang fokus pada upaya penambahan produksi dari lapangan baru dan mempercepat eksplorasi untuk memastikan bahwa target produksi minyak dapat tercapai pada tahun 2030. Upaya ini mencerminkan komitmen untuk menjaga ketahanan energi nasional dan mengatasi penurunan produksi yang telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir. (Mhd)