JagatBisnis.com – PT Perusahaan Listrik Negara Energi Primer Indonesia (PLN EPI) memiliki ambisi besar dalam program cofiring Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Pada tahun ini, PLN EPI menargetkan pemanfaatan 2,2 juta ton biomassa, sebuah langkah penting dalam upaya mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.
Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara, menegaskan bahwa inisiatif ini adalah bagian dari strategi konkret perusahaan untuk mengurangi jejak karbon dan mempercepat transisi menuju energi bersih. “Dengan memanfaatkan biomassa, kita tidak hanya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, tetapi juga mendukung upaya global untuk mengatasi perubahan iklim,” jelas Iwan.
Indonesia sendiri memiliki potensi biomassa yang sangat besar. Pada tahun 2021, PLN Group telah menggunakan 250.000 metrik ton biomassa untuk cofiring PLTU. Angka ini meningkat signifikan menjadi 500.000 metrik ton pada tahun 2022, dan lebih dari 1.000.000 metrik ton pada tahun 2023. Tahun ini, PLN EPI menargetkan pencapaian 2,2 juta ton biomassa, menggambarkan komitmen yang kuat dalam memperluas penggunaan energi terbarukan.
Sebagai dukungan terhadap program ini, Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2023 tentang Pemanfaatan Bahan Bakar Biomassa Sebagai Campuran Bahan Bakar pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap telah diterbitkan. Edi Wibowo, Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, menegaskan bahwa peraturan ini memberikan dasar hukum yang kuat untuk penggunaan biomassa. “Kami masih menunggu harmonisasi dengan Peraturan Menteri Keuangan yang sedang dalam proses revisi,” tambahnya.
Kementerian Keuangan juga menunjukkan dukungan penuh terhadap program cofiring. Hilman Qomarsono, Kepala Seksi Risiko Pinjaman pada BUMN Direktorat PRKNDJPPR, mengungkapkan bahwa Menteri Keuangan telah memerintahkan dukungan maksimal untuk pengembangan ekosistem biomassa. “Kita berkomitmen untuk memberikan dukungan finansial dan regulasi yang diperlukan untuk memastikan keberhasilan program ini,” ujar Hilman.
Lebih jauh, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves, Nani Hendiarti, menyoroti potensi ekonomi dari program cofiring. “Pemanfaatan biomassa yang melimpah tidak hanya berkontribusi pada pencapaian target lingkungan, tetapi juga berpotensi menciptakan lapangan pekerjaan baru. Dengan pengelolaan yang baik, biomassa bisa menjadi sumber energi yang berkelanjutan sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi lokal,” ungkap Nani.
Dengan dukungan pemerintah dan komitmen dari PLN EPI, program cofiring biomassa ini diharapkan dapat menjadi langkah signifikan dalam menuju masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan di Indonesia. (Mhd)